FIFA Soroti Pemalsuan Dokumen Naturalisasi Malaysia, FAM Diminta Transparan

Foto: Twitter @malaysia_nt
Skandal naturalisasi yang melibatkan Tim Nasional Malaysia terus menarik perhatian dunia sepakbola. FIFA telah menjatuhkan sanksi tegas kepada Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM) setelah tujuh pemainnya terbukti menggunakan dokumen palsu dalam proses naturalisasi.
FAM sebelumnya mengklaim bahwa kakek-nenek dari tujuh pemain tersebut lahir di Malaysia. Namun, investigasi FIFA yang dilakukan secara mendalam ke negara seperti Argentina, Spanyol, dan Brasil menunjukkan fakta sebaliknya, bahwa nenek dan kakek para pemain itu bukanlah warga kelahiran Malaysia.
Rincian Skandal dan Sanksi FIFA
Dalam laporan resmi berjudul Notification of the Grounds of the Decision sepanjang 19 halaman, FIFA secara rinci menguraikan pelanggaran yang dilakukan Malaysia terkait naturalisasi pemain. Komite Disiplin FIFA menegaskan bahwa dokumen yang diajukan FAM berasal dari sumber sekunder seperti Jabatan Pendaftaran Negara (JPN) dan Kementerian Dalam Negeri (KDN), bukan dokumen asli yang valid.
Lebih jauh, data pemain naturalisasi ternyata diperoleh dari agensi luar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini menyebabkan FIFA menyimpulkan bahwa FAM gagal melakukan verifikasi independen terhadap keaslian dokumen tersebut.
“Komite tidak memiliki keraguan sedikit pun dan bertentangan dengan pernyataan Termohon (FAM). Faktanya, FIFA dapat memperoleh dokumen asli yang relevan,” bunyi pernyataan resmi FIFA.
FIFA juga menilai bahwa penggunaan dokumen palsu bukan sekadar masalah administratif, melainkan faktor yang menentukan kelayakan para pemain untuk bermain di Timnas Malaysia. Dampak dari pemalsuan ini dinilai sangat serius, jauh melampaui isu teknis biasa.
Respons dan Tuntutan Terhadap FAM
FAM kini menghadapi denda serta larangan aktivitas selama 12 bulan bagi ketujuh pemain yang terlibat, mulai 26 September 2025. Meski FAM masih memiliki kesempatan untuk mengajukan banding, laporan FIFA menunjukkan tak ada celah hukum yang menguntungkan bagi asosiasi tersebut.
Menyikapi kasus ini, eks pejabat FAM, Christopher Raj, menyerukan agar asosiasi membuka dokumen asli ke publik. Menurutnya, langkah tersebut penting untuk mengembalikan kepercayaan dan memperbaiki citra sepakbola Malaysia.
“Hanya melalui transparansi dan akuntabilitas, FAM dapat memperoleh kembali kepercayaan publik dan membangun kembali citra sepakbola Malaysia,” tegas Christopher Raj, seperti dikutip dari media lokal Scoop.
Ia menambahkan bahwa masalah ini bukan sekadar kegagalan administratif, melainkan krisis moral dan tata kelola yang harus segera ditangani dengan sikap terbuka dan tegas dari FAM.
