Fabio Quartararo dan Alex Rins Berjuang Bangkitkan Semangat di Tengah Tantangan Yamaha MotoGP 2025

Sumber: MotoGP
Fabio Quartararo dan Alex Rins tengah menghadapi tantangan besar bersama Monster Energy Yamaha di ajang MotoGP 2025. Meski performa Yamaha belum kembali ke puncak, keduanya berusaha keras menjaga motivasi agar tetap optimis menyambut kebangkitan tim.
Musim ini, Yamaha baru mengantongi satu podium Grand Prix dan dua podium Sprint, semuanya diraih Quartararo. Catatan tersebut menandai periode tanpa kemenangan terpanjang sepanjang sejarah Yamaha di MotoGP, sejak terakhir kali menjuarai balapan di GP Jerman 2022.
Pengembangan Mesin Ganda Jadi Strategi Yamaha
Yamaha mengambil langkah strategis dengan mengerjakan dua proyek mesin secara bersamaan. Selain terus mengembangkan mesin inline 4 yang dipakai musim ini, mereka juga tengah menguji mesin V4. Prototipe V4 tersebut diuji oleh pembalap penguji seperti Augusto Fernandez dan Andrea Dovizioso dalam berbagai sesi tes tertutup.
Alex Rins Akui Peningkatan Motor Tak Signifikan
Dalam konferensi pers di Hotel Prime Park, Mataram, Lombok, Rabu (1/10/2025), Alex Rins mengatakan ada peningkatan performa YZR-M1 dibanding musim lalu, meski kemajuan tersebut tidak sebesar yang diharapkan. Rins menegaskan komitmennya untuk tidak menyerah hingga akhir musim.
“Sejujurnya, motor tahun ini lebih baik dari sebelumnya. Kami belajar lebih cepat, tapi peningkatannya belum signifikan. Kami terus bekerja keras untuk memperbaiki performa,” ujar Rins.
Dia menambahkan, “Kondisi ini membuat kami seperti sedikit tersesat dibanding tim lain. Tapi kami harus terus belajar dan menjaga semangat agar tidak menyerah.”
Fabio Quartararo Tetap Yakin Potensi Yamaha
Fabio Quartararo, yang selama musim ini menjadi andalan Yamaha, mengakui kesulitan menjaga motivasi saat menghadapi masa-masa sulit. Namun, pembalap asal Prancis itu meyakini Garpu Tala masih memiliki potensi untuk kembali bersaing ketat.
“Semua orang pasti pernah mengalami masa sulit. Kami juga bertanya-tanya kapan akan berakhir dan bagaimana cara tetap termotivasi. Kami manusia, bukan mesin,” kata Quartararo.
“Kami masih tahu cara melaju cepat dan punya potensi bersaing. Ini tantangan besar bagi mental dan fisik agar bisa tampil maksimal. Tapi tentu, banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan,” tutupnya.
