Logo

Dua Sosok Berbeda, Satu Pandangan: Keane dan Glasner Sepakat Soal Kekurangan Liverpool

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
24 Oktober 20250
Dua Sosok Berbeda, Satu Pandangan Keane Dan Glasner Sepakat Soal Kekurangan Liverpool

Sumber: REUTERS/Phil Noble

Iklan

Liverpool memang sukses bangkit dengan kemenangan telak 5-1 atas Eintracht Frankfurt di Liga Champions, Kamis (23/10/2025) dini hari WIB. Hasil tersebut mengakhiri rentetan empat kekalahan beruntun yang sempat menekan mental pasukan Arne Slot. Namun, bagi Roy Keane dan Oliver Glasner, kemenangan besar itu belum cukup menutupi persoalan mendasar di tubuh The Reds.

Menurutnya, sejak awal musim pertahanan Liverpool terlalu mudah ditembus lawan dan sering kehilangan fokus di momen-momen krusial. Statistik juga mendukung pandangannya hanya dua clean sheet yang berhasil diraih musim ini, sementara kebobolan terus bertambah akibat garis pertahanan yang terlalu tinggi dan koordinasi yang lemah.

Kemenangan Tak Hapus Masalah

Liverpool sempat tertinggal lebih dulu sebelum akhirnya membalikkan keadaan dengan performa impresif di babak kedua. Kemenangan ini sekaligus memutus tren buruk dari empat kekalahan sebelumnya dua di Liga Inggris dan dua di kompetisi Eropa.

Meski demikian, Roy Keane menilai bahwa performa Liverpool masih jauh dari kata ideal, terutama dalam hal pertahanan. Ia menyoroti lemahnya koordinasi di lini belakang yang terus menjadi titik lemah sejak awal musim.

“Saya pikir masalah terbesar Liverpool jelas ada di pertahanan,” ujar Keane dalam acara Stick to Football. “Mereka masih memiliki daya serang mematikan, tapi pertahanan mereka terlalu mudah ditembus. Bahkan sejak Community Shield, mereka tampak rapuh.”

Keane juga menyinggung bahwa banyak pihak sempat menoleransi kelemahan tersebut karena Liverpool selalu produktif mencetak gol. Namun, kini situasinya berbeda. “Gol-gol itu mulai mengering, tapi kebobolan masih tetap terjadi. Itu tanda bahaya bagi tim yang ingin bersaing di papan atas,” tegasnya.

Catatan Buruk di Lini Pertahanan

Statistik menunjukkan bahwa kekhawatiran Keane bukan tanpa alasan. Dalam empat laga sebelum menghadapi Frankfurt, Liverpool sudah kebobolan tujuh gol dan hanya mampu mencatat dua clean sheet sepanjang musim masing-masing saat melawan Arsenal dan Burnley.

Masalah utama terletak pada koordinasi garis belakang yang terlalu tinggi, membuat mereka mudah dieksploitasi oleh lawan melalui umpan terobosan dan serangan balik cepat. Situasi ini membuat Liverpool kehilangan banyak poin di menit-menit akhir pertandingan.

“Jika Slot tidak segera memperbaiki masalah ini, mereka akan kesulitan menandingi Arsenal dan Manchester City,” lanjut Keane. “Gelar juara tidak dimenangkan oleh tim yang menyerang saja, tapi juga oleh tim yang tahu bagaimana bertahan dengan baik.”

Glasner Sudah Melihat Celah Ini Sejak Awal Musim

Komentar Keane rupanya sejalan dengan pengamatan pelatih Crystal Palace, Oliver Glasner. Pelatih asal Austria itu dua kali menumbangkan Liverpool musim ini di ajang Community Shield dan Liga Inggris dengan strategi memanfaatkan kelemahan pertahanan tinggi The Reds.

“Kami tahu mereka sering bermain dengan garis pertahanan yang tinggi dan bergantung pada jebakan offside,” ungkap Glasner kepada FootballJOE. “Kami hanya perlu menunggu momen tepat untuk berlari di belakang bek mereka. Gol kedua kami di Liga Inggris adalah contoh sempurna dari hal itu.”

Glasner menilai bahwa kelemahan itu sudah terlihat sejak akhir musim lalu ketika Palace menahan imbang Liverpool 1-1 di Anfield. Ia kemudian menyiapkan strategi serangan balik cepat yang diandalkan oleh Ismaila Sarr dan Jean-Philippe Mateta dua pemain dengan kecepatan eksplosif yang mampu menembus jebakan offside dengan mudah.

Peringatan untuk Arne Slot

Kedua analis tersebut sepakat bahwa Arne Slot harus segera menemukan solusi untuk memperkuat pertahanan Liverpool jika ingin menjaga asa bersaing di papan atas. Meski kemenangan atas Frankfurt menjadi sinyal positif, performa defensif The Reds masih jauh dari konsisten.

Glasner menambahkan bahwa keberhasilan tim-tim seperti Arsenal dan Manchester City musim ini tidak hanya datang dari kualitas menyerang, tetapi juga kestabilan pertahanan yang solid. “Liverpool masih memiliki potensi besar, tapi mereka harus memperbaiki detail kecil yang menentukan hasil di level tertinggi,” ujarnya.

Bagi Roy Keane, kemenangan besar bukan ukuran sesungguhnya dari kemajuan sebuah tim. “Kadang skor 5-1 bisa menipu,” tuturnya. “Yang penting bukan seberapa banyak kamu mencetak gol, tapi seberapa jarang kamu kebobolan.”

Dengan jadwal padat Liga Inggris dan Liga Champions ke depan, Liverpool kini dituntut untuk membuktikan bahwa kemenangan atas Frankfurt bukan sekadar euforia sesaat melainkan titik balik menuju stabilitas yang sesungguhnya.

Iklan
Iklan