Logo

Cedera Emil Audero dan Kondisi Maarten Paes: Strategi Tenang Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
1 Oktober 20250
Emil Audero Cedera Dan Maarten Paes

Sumber: Instagram/@sjoerd_woudenberg

Iklan

Kabar cedera Emil Audero mengejutkan publik pecinta Timnas Indonesia, terutama menjelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Maarten Paes pun belum dipastikan fit usai cedera hamstring yang dialaminya awal Agustus lalu.

Meski situasi ini memicu kekhawatiran, kondisi internal Timnas Indonesia tetap terlihat tenang. Persiapan menjelang laga krusial di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, pada 9 dan 12 Oktober dini hari WIB, berlangsung tanpa kepanikan yang berarti.

Cedera Emil Audero dan Maarten Paes

Emil Audero mengalami cedera otot betis saat pemanasan sebelum pertandingan melawan Como 1907 di Serie A Italia akhir pekan lalu. Klub Cremonese mengonfirmasi bahwa kiper kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, membutuhkan waktu pemulihan sekitar 2-3 minggu. Situasi ini membuat peluang Emil membela Timnas Indonesia menjadi sangat kecil.

Sementara itu, Maarten Paes absen selama tujuh pekan di Liga MLS bersama FC Dallas akibat cedera hamstring. Kondisi kebugarannya masih diragukan untuk pertandingan melawan Arab Saudi dan Irak yang akan datang.

Strategi Tenang Timnas Indonesia

Dengan stok kiper utama tersisa Ernando Ari yang dalam kondisi prima, pelatih Patrick Kluivert dan jajaran staf justru menunjukkan sikap tenang. Hingga jelang keberangkatan tim ke Jeddah, belum ada keputusan mencoret Emil Audero atau memanggil kiper pengganti.

Hermansyah, mantan kiper Timnas era 1980-an, menganggap ketenangan ini sebagai bagian dari strategi psikologis. “Kalau melihat ketenangan internal Timnas, saya menilai rumor cedera Emil Audero dan Maarten Paes hanyalah psywar untuk mempengaruhi mental lawan,” ujarnya.

“Jika kedua kiper naturalisasi tersebut benar-benar tidak fit, tentu pelatih akan panik. Namun, yang terlihat justru sebaliknya,” tambah Hermansyah.

Pelatih Tak Terjebak Media Sosial

Hermansyah juga menyebut bahwa tim pelatih saat ini menghindari penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi, berbeda dengan era Shin Tae-yong yang kerap ramai di media sosial sebelum dan sesudah pertandingan.

“Keramaian hanya terjadi di kalangan warganet dan pengamat sepak bola. Tim pelatih tidak terpengaruh dengan kabar tersebut,” tuturnya.

Peran Erick Thohir dalam Strategi Psikologis

Hermansyah menyoroti peran Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, dalam mengelola perang psikologis jelang pertandingan penting.

“Erick Thohir sangat ahli dalam memainkan psikologis publik dan lawan. Misalnya, saat membantah naturalisasi pemain baru namun tiba-tiba mengumumkannya secara mendadak,” jelas Hermansyah.

“Hampir setiap putaran sejak ketiga hingga keempat ini selalu ada pemain naturalisasi baru yang diumumkan. Maka, soal kondisi Maarten Paes dan Emil Audero bisa jadi bagian dari permainan psikologis Erick Thohir,” tambahnya.

Antisipasi Nonteknis Erick Thohir

Selain itu, Erick Thohir sudah mengantisipasi berbagai hal nonteknis selama Timnas Indonesia bersiap berlaga di Arab Saudi. Salah satunya adalah keputusan tim untuk tidak menginap di hotel yang disediakan tuan rumah serta menyewa bus sendiri.

“Ini dilakukan agar Timnas tidak mengalami perlakuan tidak menyenangkan seperti saat leg pertama putaran ketiga, ketika rombongan diputar-putar selama satu jam menuju stadion,” ujar Hermansyah.

“Erick Thohir memang sangat teliti dalam mengatur semua ini,” tambahnya.

Dukungan untuk Timnas Indonesia

Hermansyah mengajak seluruh pecinta Timnas Indonesia untuk tetap memberikan dukungan positif dan mendoakan agar Jay Idzes dan kawan-kawan berhasil melaju ke Piala Dunia 2026.

“Apapun kabar yang beredar, mari kita beri energi positif dan optimisme agar Timnas mampu mengatasi tantangan dari Arab Saudi dan Irak,” pungkasnya.

Iklan
Iklan