Bung Towel Tanggapi Pemecatan Kluivert: Jangan Biarkan Netizen Menentukan
Keputusan PSSI memutus kontrak Patrick Kluivert sebagai pelatih tim nasional Indonesia memicu perdebatan. Pengamat sepak bola Tommy Welly, yang dikenal sebagai Bung Towel, menilai pemecatan itu pada akhirnya sulit dihindari namun juga sarat tekanan publik.
Bung Towel menyampaikan pandangannya dalam program Dua Sisi tvOne pada Jumat, 17 Oktober 2025. Ia menyoroti peran opini warganet yang menguat di media sosial serta dinamika internal yang ikut memengaruhi keputusan federasi.
Keputusan PSSI Dinilai Tak Terelakkan
Bung Towel mengatakan pemutusan kontrak Kluivert hampir tidak memiliki opsi lain dari sudut pandangnya. Ia mengaitkan penilaian kinerja pelatih dengan sentimen masa lalu yang membuat posisi pelatih lebih rentan.
“Saya pikir posisinya tidak ada pilihan. Jadi selama sepak bola kita menilai kinerja pelatih dikait-kaitkan dengan masa lalu (Shin Tae-yong), dengan sentimen masa lalu, maka akan sulit. Jadi pilihan mengakhiri kerja sama adalah yang terbaik,” ujar Bung Towel.
Tekanan Netizen Masih Mendominasi
Meski menyebut pemecatan sebagai pilihan terbaik, Bung Towel mengingatkan bahwa menentukan nasib pelatih semata berdasarkan tekanan publik bukanlah praktik ideal.
“Kalau penentu lanjut atau tidaknya seorang pelatih adalah suara netizen, menurut saya itu juga tidak pas dalam konteks sepak bola,” tambahnya.
Ia menilai tekanan dari warganet menjadi beban utama. Isu mengenai adanya voting untuk memecat Kluivert sudah beredar sebelum keputusan resmi diumumkan.
“Faktor yang paling berat adalah desakan netizen. Bahkan isunya sudah bergulir tuh, ada vote nanti dan sebagainya. Tapi ternyata hari ini kita lihat keputusannya lebih cepat,” ujar Bung Towel.
Kebocoran Informasi Oleh Manajer Timnas
Selain tekanan publik, Bung Towel juga menyentil persoalan internal timnas dan Badan Tim Nasional (BTN). Ia menuding manajer timnas yang juga Ketua BTN, Sumardji, berkontribusi memanaskan suasana dengan membocorkan hal-hal internal.
“Karena hari Jumat, sehari sebelum lawan Irak, beliau menyampaikan hal-hal internal yang tidak perlu diungkap ke publik. Menurut saya, itu tidak etis. Dia manajer timnas, seharusnya menjaga iklim kondusif, bukan malah diumbar ke publik padahal peperangan belum selesai,” tegas Bung Towel.
Pemecatan Bukan Sekadar Akhir
Bung Towel memperingatkan bahwa pemecatan Kluivert kemungkinan bukan titik akhir masalah di tubuh PSSI. Menurutnya, keputusan tersebut bisa membuka babak lain dinamika internal yang lebih kompleks.
Ia menilai langkah pemecatan berpotensi menjadi bagian dari “permainan berikutnya” dalam kancah internal federasi sepak bola nasional.