Belum Punya Tabungan? Ini Tiga Langkah Jitu dari Ahli Keuangan untuk Perbaiki Finansial

Iklan

Penyesalan finansial terbesar bagi sebagian besar masyarakat Amerika Serikat (AS) adalah tidak memiliki tabungan yang cukup. Fenomena ini terungkap dalam survei terbaru Bankrate, yang menunjukkan tiga dari empat orang mengalami penyesalan terkait keuangan, dengan 40% di antaranya fokus pada masalah tabungan.

Penyesalan tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari dana pensiun, dana darurat, hingga biaya pendidikan. Sebanyak 20% responden juga menyesal memiliki utang berlebihan, terutama dari kartu kredit dan pinjaman pendidikan.

Cara Investasi Emas yang Aman bagi Pemula Agar Nilai Aset Tetap Tumbuh

Stephen Kates, seorang analis finansial Bankrate, menyoroti bahwa penyesalan soal tabungan pensiun menjadi isu tahunan yang semakin besar seiring bertambahnya usia.

“Penyesalan soal tidak menabung cukup untuk pensiun muncul setiap tahun, dan jumlahnya makin besar seiring usia,” ujar Kates yang kami kutip dari CNBC Indonesia, Minggu (7/12).

Ironisnya, meskipun menyadari penyesalan tersebut, 43% responden mengaku tidak mengambil langkah konkret untuk memperbaikinya. Mereka cenderung berharap pada perbaikan eksternal seperti penurunan harga kebutuhan pokok, peluang kerja yang lebih baik, tarif sewa yang lebih rendah, atau pemulihan pasar saham.

Situasi di Indonesia tidak jauh berbeda. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa baru 76,3% penduduk yang memiliki rekening di lembaga keuangan formal. Angka peserta dana pensiun juga masih tergolong rendah, yakni 29 juta dari total angkatan kerja sekitar 154 juta orang.

Menyikapi kondisi ini, para pakar keuangan memberikan panduan untuk memperbaiki kondisi finansial, terutama bagi mereka yang belum memiliki tabungan memadai.

Iklan

Tiga Jurus Perbaiki Finansial Menurut Ahli

Jake Martin, penasihat finansial dari Ohio, menekankan pentingnya memulai langkah menabung, sekecil apa pun itu. “Terlambat memulai lebih baik dibandingkan dengan tidak pernah memulai,” katanya.

Berikut adalah tiga strategi utama yang disarankan:

Prioritaskan Menutup Utang Bunga Tinggi

Prioritaskan pelunasan utang berbunga tinggi, seperti kartu kredit atau pinjaman online (pinjol), karena bunga yang tinggi dapat menggerogoti tabungan. Selain itu, kendalikan pengeluaran tetap dan identifikasi pengeluaran tidak wajib (discretionary spending).

    Ashton Lawrence, perencana keuangan asal South Carolina, menyarankan untuk mengenali pos pengeluaran yang bisa dikurangi.

    “Kenali di mana uang untuk hal-hal tidak wajib (discretionary spending) bocor, apakah untuk makan di luar, terlalu banyak layanan streaming, langganan aplikasi yang sudah lupa, layanan pesan-antar, belanja impulsif, atau gaya hidup yang semakin mahal. Setiap uang yang tidak kamu keluarkan adalah uang yang bisa kamu alokasikan untuk hal yang lebih berguna,” jelasnya.

    Siapkan Dana Darurat untuk 3-6 Bulan

    Dana darurat sangat krusial untuk melindungi Anda dari utang saat kejadian tak terduga. Besaran yang ideal adalah mencukupi biaya hidup selama 3 hingga 6 bulan.

    Siapkan Dana Pensiun

    Bagi yang belum memiliki dana pensiun, disarankan menabung 20%-30% dari penghasilan. Martin menambahkan, “Sementara sebagian besar orang menargetkan menabung 5% hingga 10% dari penghasilan mereka, seseorang yang sedang berusaha mengejar ketertinggalan sebaiknya mencari cara untuk meningkatkan porsi tabungannya menjadi 20% hingga 30%, terutama jika mulai menabung serius di usia 40-an.”

    Jumlah spesifik tabungan pensiun akan bergantung pada faktor seperti usia dan gaya hidup yang diinginkan saat pensiun. Pertimbangkan kembali target usia pensiun jika perlu waktu lebih banyak untuk menabung.

    Iklan