Logo

Eks Kapten Arsenal Sebut Gabung Chelsea adalah Kesalahan Besar

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
14 November 20250
Aubameyang Akui Salah Besar Pernah Gabung Chelsea, Keputusan Terburuk dalam Kariernya

Sumber: CHRISTOPHE SIMON/AFP via Getty Images

Iklan

Mantan kapten Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, secara terbuka mengakui bahwa kepindahannya ke Chelsea merupakan kesalahan besar dalam perjalanan karier sepak bolanya. Dalam sebuah wawancara bersama pembuat konten Arsenal, Troopz, penyerang asal Gabon itu menuturkan penyesalan dan alasan di balik keputusannya meninggalkan Barcelona pada tahun 2022.

Menurut Aubameyang, keputusan itu diambil dalam kondisi sulit. Ia baru saja mengalami kejadian traumatis berupa perampokan di rumahnya di Barcelona, sementara pihak klub juga tengah menghadapi masalah keuangan. Saat itu, Blaugrana perlu menjual beberapa pemain untuk menyeimbangkan neraca finansial.

“Situasinya benar-benar tidak mudah. Klub butuh uang, dan saya serta Memphis Depay adalah dua pemain yang bisa dijual. Satu-satunya tawaran konkret yang datang hanya dari Chelsea,” ujar Aubameyang.

“Saya berpikir untuk keluarga saya, jadi saya berkata: baiklah, saya akan pergi. Saya tahu risikonya karena itu rival langsung Arsenal, tetapi saya berharap semuanya berjalan baik seperti yang dialami Olivier Giroud. Namun, kenyataannya jauh dari harapan,” tambahnya.

Tuchel Pergi, Mimpi Pun Runtuh

Aubameyang datang ke Chelsea pada musim panas 2022 dengan harapan bisa bereuni dengan pelatih lamanya di Borussia Dortmund, Thomas Tuchel. Keduanya dikenal memiliki hubungan yang sangat baik, dan sang striker yakin akan menemukan kembali performa terbaiknya di bawah arahan Tuchel.

Namun, takdir berkata lain. Hanya beberapa hari setelah Aubameyang resmi bergabung, Tuchel justru dipecat oleh manajemen Chelsea. Keputusan mengejutkan itu langsung mengubah segalanya.

“Segalanya berubah sangat cepat. Saya datang untuk bekerja lagi dengan Tuchel, tapi tiba-tiba dia pergi. Sejak saat itu, semuanya tidak berjalan seperti yang saya bayangkan,” ungkap Aubameyang.

Di bawah asuhan Graham Potter, peran Aubameyang merosot drastis. Ia jarang mendapat kesempatan bermain dan tidak termasuk dalam rencana jangka panjang klub. Dalam beberapa pertandingan, namanya bahkan tidak masuk dalam daftar skuad.

“Bergabung dengan Chelsea adalah kesalahan besar,” tegasnya. “Saya tidak punya masalah dengan klub, tapi itu bukan tempat yang tepat untuk saya. Segalanya terasa salah sejak awal.”

Masa Sulit dan Jalan Baru di Marseille

Kebersamaan Aubameyang dengan Chelsea hanya berlangsung singkat. Ia mencatat kurang dari 20 penampilan di semua kompetisi, dengan torehan gol yang minim. Sang striker akhirnya dilepas pada musim panas berikutnya, mengakhiri periode yang disebutnya “paling berat” dalam kariernya.

Setelah sempat mencoba peruntungan di Arab Saudi bersama Al Qadsiah, Aubameyang memutuskan kembali ke Eropa dan bergabung dengan Olympique Marseille. Di klub Liga Prancis tersebut, ia perlahan menemukan kembali ketajamannya dan menjadi sosok penting dalam skuad.

Kini, di usia 36 tahun, Aubameyang masih aktif bermain di level tertinggi. Ia tidak hanya berperan sebagai penyerang andalan Marseille, tetapi juga tetap menjadi pemimpin di Timnas Gabon, yang tengah berjuang merebut tiket ke Piala Dunia 2026.

“Saya belajar banyak dari semua kesalahan yang pernah saya buat. Chelsea adalah bagian dari perjalanan itu. Saya menyesal, tapi juga bersyukur bisa terus bermain dan menikmati sepak bola,” ucapnya dengan nada reflektif.

Meski masa keemasannya telah berlalu, Aubameyang tetap menunjukkan dedikasi luar biasa di lapangan. Kisahnya menjadi pengingat bahwa keputusan karier dalam sepak bola tak selalu berjalan mulus dan bahkan pemain bintang pun bisa tersesat dalam langkah besar yang tampak menjanjikan.

Iklan
Iklan