Arne Slot Jelaskan Penyebab Mohamed Salah Hanya Jadi Cadangan Saat Liverpool Lawan West Ham

Sumber: Instagram/@liverpoolfc
Manajer Liverpool, Arne Slot, secara terbuka menjelaskan di balik keputusan berani yang ia ambil saat menghadapi West Ham United pada pekan ke-13 Liga Inggris, Minggu malam WIB. Untuk kali pertama musim ini, Slot mencadangkan penyerang bintang Mohamed Salah, sebuah langkah yang langsung menyedot perhatian luas di tengah tekanan besar yang melanda timnya.
Keputusan strategis tersebut diambil hanya berselang beberapa hari setelah The Reds dipermalukan PSV Eindhoven dengan skor telak 1-4 di Anfield dalam ajang Liga Champions, Kamis dini hari WIB lalu. Dalam konferensi pers yang digelar Kamis waktu setempat, Slot tampak berada dalam posisi defensif, merespons intensitas tekanan yang kian memuncak terhadap kepemimpinannya.
Alasan Mengejutkan di Balik Rotasi Slot
Sebelum pertandingan melawan West Ham, Liverpool, yang merupakan juara bertahan Liga Inggris, telah menelan sembilan kekalahan dari 12 pertandingan terakhir di berbagai kompetisi. Rentetan hasil buruk ini membuat performa mereka jauh di bawah standar yang membawa mereka meraih gelar musim lalu.
Arne Slot, yang telah menggelontorkan hampir 500 juta paun pada bursa transfer musim panas untuk memperkuat skuad, awalnya diproyeksikan mampu mempertahankan dominasi domestik Liverpool. Namun, kenyataan di lapangan justru berbanding terbalik dari ekspektasi tinggi tersebut.
Di tengah penurunan performa tim secara keseluruhan, Mohamed Salah menjadi salah satu pemain yang paling sering disorot. Meski demikian, Slot menegaskan bahwa tidak ada masalah spesifik yang melatarbelakangi pencoretan penyerang asal Mesir tersebut dari daftar pemain inti.
“Kami punya lebih banyak pemain di bangku cadangan, bukan hanya Mo, tapi saya paham mengapa Anda menanyakan itu,” kata Slot kepada Sky Sports. “Kami bermain empat pertandingan dalam 10 hari. Anda tahu saya punya banyak pemain bagus, jadi untuk hari ini saya memilih susunan pemain yang berbeda.”
“Kadang Alex berada di bangku cadangan, kadang Florian. Jadi, topiknya selalu soal siapa yang duduk di bench, yang bisa saya mengerti. Tetapi, ini juga soal pemain yang tampil sejak awal, dan itulah sebelas pemain yang saya pilih hari ini,” lanjut Slot, menjelaskan kebijakannya.
Sorotan Tajam Terhadap Mohamed Salah
Secara total, Slot melakukan empat perubahan pada susunan pemain yang tampil pada pertandingan sebelumnya di hari Rabu. Florian Wirtz kembali merumput setelah pulih dari cedera singkat, sementara Joe Gomez mengisi posisi bek kanan. Namun, dari semua rotasi tersebut, keputusan mencadangkan Salah tetap menjadi sorotan utama media dan publik.
Kritik terhadap performa Salah memang terus bermunculan dalam beberapa pekan terakhir, terutama setelah ia meneken kontrak jangka panjang yang mengakhiri spekulasi mengenai masa depannya di Anfield. Produktivitas golnya menunjukkan penurunan drastis, namun yang lebih memicu kegelisahan sebagian suporter adalah menurunnya etos kerja dan intensitas, ciri khas yang selama ini melekat pada dirinya.
Mantan kapten Liverpool, Graeme Souness, tak segan melontarkan kritik pedas awal pekan ini. “Berapa lama waktu kita? Dia sudah menjadi superstar sejati. Ini hal terbaik yang bisa saya katakan tentang Salah, dia adalah pemain andalan selama tujuh tahun terakhir,” ujar Souness.
“Jika Anda menyusun sebelas pemain terbaik Liverpool sepanjang masa, dia adalah salah satu nama pertama yang masuk. Menurut saya, musim ini yang bermain seperti ‘saudaranya’,” imbuhnya, mengindikasikan penurunan kualitas sang pemain.
Momen Penurunan yang Disoroti Souness
Souness kemudian secara spesifik mengungkapkan satu insiden yang menurutnya menjadi sinyal penurunan performa tersebut. “Di laga Community Shield, saya melihat satu kejadian kecil sebagai sinyal. Bolanya datang, ia membelakangi garis samping, bola diarahkan ke bek kiri Crystal Palace, dan ia sebenarnya bisa saja mengejarnya,” tuturnya.
“Ia mungkin tidak akan memenangi bola itu, dia bukan tipe pemain udara yang kuat, tapi setidaknya ia bisa membuat situasinya sedikit menyulitkan bagi bek kiri itu. Tapi, dia sama sekali tidak berusaha melakukan tantangan itu.”
“Saya berpikir, dia memang bukan yang paling berani, dia tidak akan menyeruduk duel 50/50, dia pintar dan saya pun tidak ingin dia cedera karena dia jenius di lini depan. Tetapi. akhir-akhir ini dia menunjukkan kurangnya ambisi. Maaf, kadang kata-kata keras justru adalah kata-kata terbaik. Ia butuh hal itu untuk bisa kembali menjadi superstar seperti yang ia tunjukkan selama kariernya di Liverpool. Namun, musim ini, dia belum tampil,” pungkas Souness, blak-blakan.
