Sepakbola

Agenda Krusial Dewan FIFA: Nasib Keanggotaan Israel Ditentukan Pekan Depan

— Ketegangan di dunia sepak bola internasional kembali memuncak. UEFA, badan sepak bola Eropa, tengah bersiap mengajukan suara penting yang bisa menangguhkan keanggotaan Israel akibat perang yang sedang berlangsung di Gaza. Keputusan ini berpotensi mengubah peta persaingan dalam kompetisi global dan menimbulkan gelombang reaksi dari berbagai pihak.

Situasi ini bukan hanya soal olahraga, tetapi juga menyentuh ranah politik dan hubungan internasional yang rumit. Dengan konflik yang terus bergulir di Timur Tengah, langkah UEFA untuk mempertimbangkan pengeluaran Israel dari daftar anggotanya menunjukkan bagaimana sepak bola bisa menjadi cerminan dinamika sosial dan politik dunia.

Rencana Pemungutan Suara UEFA untuk Menangguhkan Israel

Menurut beberapa sumber yang berbicara kepada The Associated Press pada Kamis, mayoritas dari 20 anggota komite eksekutif UEFA diperkirakan akan mendukung keputusan menangguhkan Israel dari kompetisi internasional. Jika disetujui, hal ini akan melarang tim nasional dan klub Israel berpartisipasi dalam semua kompetisi internasional, termasuk babak kualifikasi Piala Dunia yang akan berlangsung tahun depan.

Tim nasional pria Israel dijadwalkan melanjutkan kualifikasi Piala Dunia dalam dua minggu dengan pertandingan tandang melawan Norwegia dan Italia. Namun, langkah ini bisa mengubah jadwal dan memengaruhi persaingan di level internasional.

Posisi FIFA dan Hubungan Politik yang Kompleks

Sampai saat ini, belum ada kejelasan apakah FIFA akan mendukung langkah penangguhan tersebut. Hal ini menjadi perhatian mengingat kedekatan antara Presiden FIFA, Gianni Infantino, dan mantan Presiden AS, Donald Trump. Dukungan pemerintahan Trump dianggap krusial bagi FIFA dalam menyukseskan gelaran Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, termasuk proses visa bagi pemain, ofisial, dan ribuan pendukung yang berkunjung.

FIFA sendiri dijadwalkan menggelar rapat dewan pengatur di Zurich pekan depan, yang menjadi momen kunci untuk menentukan masa depan partisipasi Israel di ajang internasional. Infantino saat ini berada di New York menghadiri acara di sela-sela Sidang Umum PBB, namun FIFA memilih untuk belum memberikan komentar resmi terkait isu ini.

Respons Pemerintah dan Federasi Sepak Bola Israel

Di sisi lain, pejabat Israel termasuk Menteri Olahraga dan Kebudayaan Miki Zohar, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan Presiden Federasi Sepak Bola Israel Moshe Zuares, tengah aktif berupaya menghalangi rencana pengeluaran Israel dari UEFA. Zohar menyatakan bahwa pihaknya akan bertindak secara profesional dan bertanggung jawab tanpa mengeluarkan pernyataan terburu-buru, sambil menunggu respons resmi lebih lanjut.

Dukungan dan Protes dari Anggota UEFA

Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa tekanan dari federasi anggota UEFA dapat memengaruhi keputusan besar. Pada 2022, larangan terhadap Rusia muncul setelah banyak federasi menolak bertanding melawan tim Rusia. Meski demikian, belum ada penolakan resmi dari tim nasional atau klub di Eropa untuk melawan Israel, meskipun beberapa pemimpin sepak bola dari Norwegia dan Italia mengungkapkan ketidaknyamanan mereka.

Federasi Sepak Bola Norwegia bahkan berkomitmen menyumbangkan hasil penjualan tiket pertandingan melawan Israel pada 11 Oktober di Oslo untuk bantuan kemanusiaan di Gaza melalui Dokter Lintas Batas.

Tokoh Kunci dalam Komite Eksekutif UEFA

Beberapa anggota komite eksekutif UEFA yang memiliki hak suara dalam keputusan ini antara lain Gabriele Gravina dari Italia dan Lise Klaveness dari Norwegia, yang telah menyatakan sikap mereka secara terbuka. Sementara itu, Moshe Zuares dari Israel juga duduk di panel tersebut, bersama Nasser Al-Khelaïfi, presiden klub Paris Saint-Germain sekaligus pejabat pemerintahan Qatar.

Spanduk dan Protes dalam Kompetisi Terakhir

Ketegangan politik juga terlihat dalam aksi suporter di berbagai pertandingan. Pada final Liga Champions Mei lalu, suporter PSG menampilkan spanduk bertuliskan “Stop Genosida di Gaza” dalam bahasa Prancis. UEFA meski memiliki aturan larangan pesan politik di stadion, tidak membuka kasus disiplin atas insiden tersebut.

Baru-baru ini, dalam pertandingan Liga Europa antara klub Israel Maccabi Tel Aviv melawan PAOK di Thessaloniki, Yunani, terjadi protes pro-Palestina di luar stadion serta pemasangan spanduk “Stop Genocide” di dalam stadion. Kejadian ini menunjukkan bagaimana isu konflik di Gaza tetap mencuat hingga ke lapangan sepak bola internasional.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Mamet JanzukeEditor: Mamet Janzuke