
DM – Hewan ternak sapi dari daerah lain belum diizinkan masuk ke Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Tanjungpinang, Yoni Fadri rata-rata sapi yang didatangkan ke Tanjungpinang, berasal dari daerah Sumatra dan Jawa.
Sementara dua daerah tersebut masih zona kuning dan merah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Namun, kata dia distributor bisa membeli sapi dari daerah masuk zona hijau salah satunya Provinsi Nusantara Tenggara Timur (NTT).
Tapi, menurut Yoni kecil kemungkinan distributor Tanjungpinang akan membeli sapi Provinsi NTT, karena sangat beresiko.
“Selain ongkos mahal, resiko sapi itu mati sangat besar,” ujar Yoni, Rabu (18/1/2023).
Sehingga, DP3 melakukan koordinasi dengan Pemprov Kepri dan stakeholder terkait, untuk mencari solusi, agar sapi-sapi daerah luar provinsi terdekat bisa masuk ke Tanjungpinang.
Walaupun tidak bisa mendatangkan sapi dari luar daerah, Yoni menyatakan bahwa persediaan daging sapi yang ada di pasar masih relatif banyak. “Seperti daging sapi beku dari Bulog,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, lanjut Yoni, DP3 Kota Tanjungpinang, juga sudah melakukan lelang sapi kepada sebagian masyarakat Tanjungpinang.
“Kita mengadakan lelang sapi dua bulan yang lalu, ada puluhan ekor juga dengan harga yang murah, sapi kita ini ada di Bukit Manuk. Lelang sapi itu agar bisa dimanfaatkan untuk dijual kembali ke pasar-pasar Tanjungpinang,” tukas Yoni.
Penulis: Mael
Editor: Redaksi
Discussion about this post