DM – Satu dari ratusan mahasiswa yang unjuk rasa tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kantor DPRD Kepri, pada Senin (12/9/2022) alami luka ringan.
Aksi unjuk rasa ini sempat diwarnai kericuhan, lantaran permintaan para mahasiswa untuk ikut membahas kenaikan BBM di Kantor DPRD Kepri ditolak.
Kericuhan ini juga dipicu, dengan adanya lemparan batu kepada personel Polisi yang berjaga, dari kubu pendemo. Sehingga, membuat ratusan personel Polisi terpaksa mendorong mundur para pendemo.
Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu mengatakan bahwa Ketua DPRD Kepri, Jumaga Nadeak sempat menemui masa aksi. Saat itu, masa aksi meminta agar Jumaga Nadeak mendatangani tuntutan mereka.
“Pak ketua sudah menyampaikan akan membahas penolakan kenaikan BBM. Sementara masa juga memaksa agar Ketua DPRD menandatangani tuntutan mereka,” ujar Kombes Heribertus.
Dia menyampaikan, masa unjuk rasa juga melemparkan sejumlah batu kepada personel Polisi yang berjaga. Hal itu, lantaran permintaan ratusan mahasiswa tersebut ditolak DPRD Kepri.
“Tadi ada yang terjatuh, dan kita amankan. Karena mereka yang sedang sakit dipaksakan untuk demo. Jadi, mahasiswa itu kita bawa ke klinik kita, untuk diperiksa kesehatannya,” ungkapnya.
Kombes Pol Heribertus menegaskan, bahwa mahasiswa yang sempat diamankan itu sudah terluka sebelum melakukan aksi demo. “Kondisinya sudah terluka. Dan waktu demo tangannya sudah diperban,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kepri, Jumaga Nadeak menyampaikan bahwa dia secara pribadi sangat mendukung soal penolakan naiknya harga BBM, dan akan menerima aspirasi para pendemo.
“Saya terima tuntutan ini, dan akan dibawah di internal anggota DPRD. Ini kebijakan pusat, ya harus dibicarakan terlebih dahulu di pusat,” kata Jumaga Nadeak saat bertemu dengan para pendemo.
Namun, Jumaga Nadeak enggan menandatangani tuntutan itu, jika membawa nama lembaga DPRD Kepri. “Kalau secara pribadi saya mau,” tukasnya.
Penulis : Mael
Editor : Redaksi
Discussion about this post