Logo

5 Kekurangan iPhone Air yang Bikin iPhone 17 Terlihat Lebih ‘Worth It’

Airul Anwar
Airul Anwar
10 Oktober 20250
5 Kekurangan Iphone Air Yang Bikin Iphone 17 Terlihat Lebih Worth It
5 Kekurangan Iphone Air Yang Bikin Iphone 17 Terlihat Lebih Worth It
Iklan

Apple resmi memperkenalkan iPhone Air sebagai lini terbaru yang dirilis bersamaa dengan keluarga iPhone 17 series. Dengan ketebalan hanya 5,6 mm, perangkat ini menjadi iPhone tertipis yang pernah dibuat, menonjolkan keanggunan dan kesan futuristik. Namun, di balik bodinya yang ramping, banyak pengorbanan besar dilakukan — mulai dari kapasitas baterai hingga sistem kamera yang dipangkas.

Harga resminya di Indonesia pun tidak murah:

  • 256 GB — Rp21.249.000
  • 512 GB — Rp25.999.000
  • 1 TB — Rp30.249.000

Dengan banderol yang lebih mahal daripada iPhone 17 regular, dan bahkan mendekati seri Pro, muncul pertanyaan penting: apakah desain super tipis sepadan dengan semua kompromi itu? Berikut lima alasan mengapa iPhone Air tidak layak dibeli untuk kebanyakan pengguna.

1. Baterai Lebih Kecil dan Pengisian Masih Lambat

Desain tipis membuat ruang untuk baterai jauh berkurang. Apple mengklaim daya tahan 27 jam pemutaran video, atau tiga jam lebih sedikit dibanding iPhone 17 ragular. Namun, hasil pengujian dari Tom’s Guide menunjukkan performa riilnya lebih singkat lagi: sekitar 12 jam 2 menit untuk penggunaan internet 5G, kalah dari iPhone 17 yang bisa mencapai 12 jam 47 menit.

Selain kapasitas yang kecil, kecepatan pengisian dayanya pun belum impresif. iPhone Air hanya mampu mencapai 50% dalam 30 menit lewat pengisian kabel 20W, sementara iPhone 17 bisa mencapai angka yang sama dalam 20 menit. Meskipun mendukung MagSafe 25W (Qi2.2), perbedaan waktu pengisian masih terasa jelas.

Kombinasi baterai kecil dan pengisian lambat membuat iPhone Air sulit diandalkan untuk pengguna aktif yang mengandalkan ponsel seharian penuh.

2. Kamera Kurang Lengkap, Hanya Satu Lensa

Untuk mencapai bodi tipis, Apple hanya membekali iPhone Air dengan satu kamera belakang 48 MP, serupa dengan iPhone 16e. Kamera ini memang bisa melakukan zoom digital 2x dengan kualitas optik, tetapi tidak memiliki lensa ultrawide maupun telefoto.

Berbeda dengan iPhone 17 yang membawa dua kamera (utama + ultrawide) dan iPhone 17 Pro dengan tiga kamera (utama + ultrawide + telefoto), iPhone Air kehilangan fleksibilitas fotografi. Tanpa lensa ultrawide, pengguna tak bisa memotret pemandangan luas, dan tanpa telefoto, kualitas foto jarak jauh jadi kurang maksimal.

3. Risiko Panas dan Performa Tak Stabil

iPhone Air menggunakan chip A19 Pro, sama seperti iPhone 17 Pro, tetapi dengan GPU berinti 5, bukan 6 seperti versi penuh. Artinya, meski namanya sama, performa grafisnya lebih rendah sekitar 10–15% menurut uji AppleInsider.

Selain itu, iPhone Air tidak memiliki sistem pendingin vapor chamber seperti seri Pro. Dalam pengujian Tom’s Guide, ponsel ini menunjukkan kecenderungan thermal throttling saat bermain game berat atau merekam video lama — suhu meningkat lebih cepat karena ruang internal yang sempit.

Dengan daya tahan baterai yang terbatas, pengalaman bermain game atau penggunaan jangka panjang jadi kurang ideal dibandingkan model lain.

4. Tanpa Speaker Stereo

Pengorbanan desain berlanjut pada sektor audio. iPhone Air hanya memiliki satu speaker di bagian bawah, tanpa dukungan stereo. Artinya, saat menonton video atau mendengarkan musik tanpa earphone, suara terdengar datar dan kehilangan efek spasial.

Hampir semua ponsel di kelas harga di atas Rp20 juta kini sudah dilengkapi dual stereo speaker dengan dukungan Spatial Audio, termasuk iPhone 17 regular. Karena itu, bagi pengguna yang sering menikmati konten multimedia langsung dari perangkat, ketiadaan speaker stereo di iPhone Air adalah penurunan kualitas yang nyata.

5. Harga Tak Seimbang dengan Fitur

Meski membawa embel-embel “Air”, harga perangkat ini justru berat. Dengan harga mulai Rp21 jutaan dan menembus Rp30 jutaan untuk varian 1 TB, iPhone Air justru lebih mendekati iPhone 17 Pro, bukan iPhone 17 regular.

Namun jika dilihat dari fitur, iPhone Air kehilangan banyak hal penting:

  • Tidak ada kamera ultrawide / telefoto
  • Tidak punya sistem pendingin
  • Audio hanya mono
  • Kecepatan port USB-C masih USB 2.0, bukan USB 3 seperti seri Pro

Dengan semua keterbatasan ini, iPhone Air tampak lebih seperti “eksperimen desain” daripada perangkat yang ditujukan untuk penggunaan nyata sehari-hari.


Secara desain, iPhone Air memang menawan: ringan, tipis, dan modern. Tapi di sisi lain, komprominya terlalu besar — dari daya tahan baterai, performa, hingga fitur multimedia.

Untuk harga di atas Rp20 juta, banyak pengguna akan merasa lebih ‘worth it’ memilih iPhone 17 regular yang punya baterai lebih awet dan kamera lebih lengkap, atau sekalian naik ke iPhone 17 Pro demi pengalaman premium sesungguhnya.

Singkatnya, iPhone Air membuktikan bahwa “lebih tipis” belum tentu lebih baik — terutama jika mengorbankan hal-hal penting yang membuat iPhone dikenal unggul dalam pengalaman pengguna.


Iklan
Iklan