
Sumber: uzone.id
Sejak pertama kali mengikuti kalender MotoGP, Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika selalu menjadi tantangan berat bagi Marc Marquez. Deretan kecelakaan dan kegagalan finis yang dialaminya, termasuk insiden ganda saat sesi latihan 2025, menegaskan bahwa kesulitan ini tidak sekadar soal nasib buruk semata.
Analisis mendalam menunjukkan kombinasi faktor teknis, karakteristik unik sirkuit, dan gaya balap agresif Marquez yang sulit bersinergi di Mandalika, sehingga menciptakan apa yang disebut “Kutukan Mandalika” bagi juara dunia tersebut.
1. Karakteristik Sirkuit yang Bertolak Belakang dengan Gaya Balap Marquez
Marquez dikenal dengan gaya balapnya yang mengandalkan pengereman keras dan memiringkan motor secara ekstrem (elbow-down style) saat memasuki tikungan. Namun, Mandalika menuntut pendekatan berbeda.
- Permintaan Mandalika: Tikungan cepat di sirkuit ini memerlukan traksi halus saat keluar tikungan dan sangat sensitif terhadap beban berlebih pada ban depan.
- Akibat: Gaya agresif Marquez yang memaksakan grip ban depan kerap berujung pada kehilangan kendali depan (front-end loss), menjadi penyebab utama kecelakaan di beberapa tikungan.
2. Hilangnya Grip Ban Depan secara Tiba-Tiba
Banyak insiden kecelakaan Marquez di Mandalika diawali dengan hilangnya cengkeraman ban depan secara mendadak.
- Menurut Marquez, setelah jatuh di Tikungan 13 MotoGP 2023, ia kehilangan kendali ban depan tanpa tanda peringatan.
- Permukaan aspal Mandalika yang dipengaruhi suhu tinggi serta debu atau pasir membuat grip sangat sulit diprediksi dan memaksa pembalap beradaptasi dengan batas cengkeraman yang ketat.
3. Beban Psikologis Akibat Cedera 2022
Kecelakaan parah Marquez pada sesi pemanasan Mandalika 2022 meninggalkan dampak serius secara fisik dan mental. Ia mengalami gegar otak dan kambuhnya diplopia (penglihatan ganda) sehingga tidak bisa melanjutkan balapan.
Walaupun mengaku santai di Mandalika, tekanan mental akibat trauma cedera tersebut memengaruhi rasa percaya diri dan keberaniannya dalam memacu motor hingga batas maksimal di sirkuit ini.
4. Kendala Motor yang Kurang Kompetitif di Era Honda
Selama membela Repsol Honda pada 2022 dan 2023, Marquez menghadapi dilema dengan motor RC213V yang memiliki masalah traksi serius.
- Ia harus memaksa motor melewati batas teknis demi meraih waktu putaran cepat.
- Tekanan berlebih ini berlawanan dengan kebutuhan Mandalika yang menuntut stabilitas tinggi, sehingga berkontribusi pada dua kegagalan finis (DNF) berturut-turut pada 2023 serta serangkaian kecelakaan saat latihan.
5. Masalah Teknis Motor Tak Terduga
Nasib buruk Marquez juga dipengaruhi oleh kendala teknis motor yang sulit diantisipasi.
- Pada 2024, setelah menunjukkan performa positif bersama Ducati Gresini dengan podium di Sprint Race, ia gagal finis di balapan utama akibat masalah mesin yang membuat motornya mengeluarkan asap.
- Selain itu, Marquez pernah melaporkan masalah rem belakang terkunci yang menyebabkan kehilangan keseimbangan, menambah daftar kegagalan teknis yang menghambat performanya.
Menyusul insiden ganda pada sesi latihan MotoGP Mandalika 2025, Marquez kini harus berjuang keras di Q1. Mandalika tetap menjadi tantangan berat yang menguji ketahanan fisik dan mental sang juara dunia.
