DM, BLITAR – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Blitar meresmikan Kelompok Belajar ‘Generasi Emas’ di Desa Sragi, Kecamatan Talun, Senin (2/12/2024). Peresmian ini merupakan bagian dari Gerakan Penanganan Anak Tidak Sekolah (GRANATS), yang bertujuan mengatasi masalah anak tidak sekolah atau putus sekolah di wilayah tersebut.
Kelompok belajar ini akan menjadi pilot project Pembentukan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Filial di Kabupaten Blitar. Diharapkan, keberadaan PKBM Filial ini dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di bidang pendidikan.
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Blitar, Rully Wahyu Prasetyowanto, menyampaikan bahwa kelompok belajar di Desa Sragi telah menarik minat 41 warga yang mendaftar sebagai peserta. Para peserta tersebut berusia antara 18 hingga 48 tahun dan memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan.
“Kegiatan pembentukan kelompok belajar ini untuk mengurangi permasalahan anak tidak sekolah dan atau putus sekolah. Seperti disebutkan tadi, ada 41 warga Desa Sragi yang punya keinginan tinggi untuk belajar kembali, contohnya Bapak Imam yang usianya 48 tahun tapi ingin melanjutkan sekolahnya kembali,” jelas Rully.
Kelompok Belajar ‘Generasi Emas’ ini termasuk dalam kategori PKBM Filial, di mana peserta belajar akan menempuh pendidikan nonformal yang dekat dengan tempat tinggalnya. Mereka hanya perlu memanfaatkan ruang di Balai Desa sebagai pusat kegiatan belajar.
Untuk mendukung keberhasilan program ini, Bappedalitbang mengundang berbagai stakeholder, seperti pemerintah kecamatan, pemerintah desa, dinas pendidikan, bagian kesejahteraan, dan bagian pemerintahan Setda Kabupaten Blitar. Rully berharap program ini dapat menjadi model bagi kecamatan lain.
“APBD atau Pemerintah Kabupaten Blitar memberi dukungan, artinya warga yang mau belajar di PKBM Filial asalnya memenuhi syarat, yaitu minimal 10 peserta belajar. Seperti PKBM dari Kecamatan Kademangan yang tadi juga hadir untuk mempelajari apa yang dilakukan di Desa Sragi ini,” ujar Rully.
Pembiayaan untuk pembentukan PKBM Filial ini sepenuhnya didukung oleh APBD Kabupaten Blitar. Pemerintah desa dan kecamatan didorong untuk mengajak warganya yang putus sekolah atau tidak sekolah untuk kembali belajar.
“Semisal ada yang di tingkat SMP putus, ingin melanjutkan lagi, nanti bisa mendapatkan ijazah kesetaraan atau kejar paket. Nah, dari ijazah ini nanti mudah-mudahan bisa dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan, mungkin dengan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak,” tambahnya.
Rully juga menjelaskan bahwa IPM Kabupaten Blitar saat ini berada di angka 72,84, dengan rata-rata lama belajar 7,83 tahun. Angka ini masih dianggap rendah dan berdampak pada stagnannya peningkatan IPM.
“Rata-rata lama belajar kita masih 7,83, yang kita kira masih kurang, sehingga berdampak pada stagnannya pengukuran IPM kita. Kegiatan hari ini sebagai usaha meningkatkan lama belajar supaya IPM kita meningkat, sebab IPM menjadi indikator membangun kualitas hidup manusia yang menjadi tugas pemerintah,” tandasnya.
Penulis: DANI ELANG SAKTI
Discussion about this post