Advetorial, Bintan, – Ketua TP-PKK Provinsi Kepulauan Riau Hj. Dewi Kumalasari Ansar secara resmi meluncurkan dua program penting di Kabupaten Bintan, yaitu Gerakan Sayang Ibu Anak (Gesa Buana) dan Posyandu Holistik Integrasi serta Intervensi Serentak Pencegahan Stunting. Peluncuran dua program tersebut dilaksanakan di Posyandu Melati Indah, Toapaya, Bintan (11/6).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Bupati Bintan Roby Kurniawan, Ketua TP-PKK Bintan Hafizhah Ramadhani Putri, Anggota Dewan terpilih Bintan Suprapto, Kepala Dinas Kesehatan Bintan Retno Riswati, Kepala Dinas Disdukcapil Bintan Rusli, Ketua DWP Kepri Nong Rochaizah dan Ketua DWP Bintan Elyza Riani.
Dalam hal ini, Ketua TP-PKK Provinsi Kepulauan Riau Hj. Dewi Kumalasari Ansar mengatakan Peluncuran dua program tersebut untuk mensosialisasikan serta mengedukasi masyarakat tentang kesehatan melalui suatu adanya gerakan.
“Ini merupakan inovasi terhadap Kabupaten Bintan dan sekaligus kami mengucapkan terima kasih telah mempunyai inovasi yang luar biasa, ini juga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,”ujarnya dalam sambutan
Gesa Buana ini diharapkan akan kesadaran masyarakat bahwa pentingnya gizi dan kesehatan ibu dan anak dapat meningkat serta terbangun kerjasama yang solid antar berbagai pihak.
“Saya juga mengapresiasi kepada Dinas Kesehatan Provinsi yang telah berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten, mudah-mudahan dengan kegiatan ini Ibu dan anak semakin sehat
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kepri Bisri menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, khususnya di Kabupaten Bintan, sekaligus mendukung tujuan SDG’s dan program prioritas pemerintah yang fokus pada kehidupan sehat dan sejahtera.
“Peluncuran program ini sejalan dengan arah kebijakan dan strategi dalam RPJMN, yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta, terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar dengan mendorong upaya promotif dan preventif,” kata Bisri.
Lebih lanjut, Bisri menjelaskan bahwa saat ini angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi. Data menunjukkan bahwa AKI di Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami kenaikan dari 83 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2022 menjadi 98 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2023.
“Kondisi ini menjadi tantangan besar dalam mencapai tujuan SDGs, yaitu mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030,” ujarnya.
Gerakan dalam program ini juga untuk mendorong perangsang masyarakat kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah untuk memperkuat kesehatan masyarakat.
“Maka perlu dibuat gerakan agar masyarakat punya komitmen untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, yang terkait dengan ini banyak salah satunya layanan kesehatan masyarakat yang terintegrasi menggabungkan beberapa kegiatan dalam satu tempat,”jelasnya
Ditempat yang sama juga, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Mardiansyah mengatakan Posyandu Holistik terintergrasi atau pemeriksaan secara keseluruhan sama dengan siklus hidup manusia yang dimulai dari Ibu Hamil, bayi atau anak serta pertumbuhan kembang anak setelah itu remaja yang terakhir lansia.
“Jadi semuanya terintergrasi dan selama inikan Posyandu itu hanya untuk penimbangan bayi dan ibu saja kalau sekarang terintergrasi,”tuturnya
Serangkaian kegiatan dalam peluncuran dua program kesehatan di Kabupaten Bintan yaitu Gerakan Sayang Ibu Anak (Gesa Buana) dan Posyandu Holistik terintegrasi layanan Primer yang dilaksanakan di Halaman Kantor Desa Toapaya Selatan mulai dari pemberian bantuan berupa susu ibu hamil, buku kesehatan ibu dan anak (buku KIA), SDIDTK kit, Kit posyandu remaja, PMT penyuluhan untuk ibu hamil dan balita serta Pelayanan Kesehatan Bergerak dan pengobatan gratis kepada masyarakat.(Red).
Discussion about this post