
DM – Ady Indra Pawennari (50) warga asal Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini berhasil menanam padi di pekarangan belakang rumahnya.
Rumah Ady terletak di Jalan Nusantara I, Kelurahan Air Raja Kota Tanjungpinang. Tidak heran jika Ady menanam segala macam pohon, sayur hingga padi. Sebab rumah yang ia punya saat ini, memiliki halaman yang luas.
Memang, luas lahan tempat Ady menanam padi tidak besar, hanya 9×4 meter saja. Namun, padi yang ia tanam itu tumbuh subur diatas tanah bekas tambang bauksit.
Padi yang ia tanam ini berjenis varietas CL 220. Dia mendapatkan benih padi varietas CL 220 itu dari Sulawesi Selatan, dan saat ini sudah berumur 95 hari. Padi jenis tersebut, biasanya dapat dipanen jika telah berumur 100 hari.
“Jadi 5 hari lagi akan panen. Hasil panen kita makan sendiri. Dan saya tidak lagi beli beras dan bisa makan menggunakan padi yang saya tanam sendiri,” ujar Ady saat ditemui di kediamannya, Rabu (7/6/2023).
Wilayah Tanjungpinang dikenal dengan tanah bauksit, dengan struktur tanah yang keras dan berbantuan. Orang-orang menilai tanah seperti itu sangat sulit untuk ditanamkan padi.
Jadi, Ady berkeinginan untuk menanam padi di belakang rumahnya, yang merupakan bekas tambang bauksit. Ady hendak membuktikan, bahwa tanah yang keras dan bebatuan itu bisa menumbuhkan padi dengan teknologi tertentu.
Ady sendiri memilih menggunakan inovasi serbuk kelapa atau yang lebih dikenal dengan cocopeat. Tanah berwarna merah dan keras di pekarangannya itu, ia beri cocopeat.
“Cocopeat dikenal mudah menyerap dan menyimpan air yang cukup lama. Jadi saat musim kemarau, cocopeat membantu untuk melembabkan tanah. Sehingga padi tumbuh subur, meskipun di atas tanah yang keras,” ungkapnya.
Bahkan Ady tidak menggunakan pupuk khusus untuk menyuburkan padi yang ditanam. Ia hanya menggunakan pupuk yang biasa digunakan para petani pada umumnya.
Menanam padi di atas tanah bauksit bukan hal yang pertama kali Ady lakukan. Di Tahun 2022 yang lalu, ia juga berhasil menanam padi, namun hasilnya tidak maksimal.
Namun kali ini, Ady meyakini padi yang ia tanam tahun ini akan berhasil secara maksimal. “Yang kedua ini hasilnya sudah lumayan bagus, padinya panjang dan bulirnya hampir penuh dan subur,” kata Ady.
Selama ini, kata Ady beras yang didatangkan ke Tanjungpinang merupakan beras dari daerah lain. Jadi, ia mengajak masyarakat setempat supaya ikut melakukan penanaman padi di pekarangan rumah.
“Meskipun di lahan sempit, maupun di pekarangan rumah. Jadi bagaimana kita tidak bergantung beras dari daerah lain saja. Tapi juga kita bisa menghasilkan beras dari Tanjungpinang sendiri,” kata Ady.
Kedepannya, Ady mengaku akan mengembangkan lahan padi yang ia miliki saat ini. Ia berencana, akan membangun ratusan hingga ribuan petak tanah di Tanjungpinang untuk ditanami padi.
Bahkan, Ady turut mengajak Pemerintah setempat untuk bikin gerakan massal menggunakan lahan kosong untuk ditanami padi. Sebab menurutnya, masih banyak lahan tidur yang ada di Kota Tanjungpinang.
“Penelitian dari badan riset dan inovasi Indonesia sudah menghubungi saya, dan mengajak kolaborasi, bagaimana mengembangkan tanaman padi di Tanjungpinang, khususnya di daerah lahan bauksit,” pungkasnya.
Penulis: Mael
Editor: Redaksi
Discussion about this post