DM – Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang, melakukan kolaborasi penanggulangan stunting, bersama TNI, Polri, DPRD hingga Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD).
Kegiatan yang dilakukan di Makodim 0315 Tanjungpinang pada Selasa (14/3/2023) itu, juga hadir Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Bonivasius Prasetya Ichtiarto.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Bonivasius juga ikut mencanangkan kampung keluarga berkualitas, dengan tema “Membangun Generasi Muda Tanjungpinang Berkualitas Menuju Indonesia Maju”.
Wali Kota Tanjungpinang, Rahma mengatakan sebesar 15,7 persen angka stunting telah turun di Kota Tanjungpinang, yang semulanya 18.8 persen di Tahun 2022.
Untuk mencapai target nasional, kata Rahma perlu ada sinergitas atau kolaborasi dengan pihak terkait. Seperti TNI, Polri, DPRD dan FKPD lainnya.
“ASN kita juga ikut bantu, dengan melalui zakat stunting. Perlu ada kolaborasi bersama-sama, untuk menekan angka stunting di Tanjungpinang,” ujar Rahma.
Rahma menerangkan, pencegahan stunting akan dilakukan sebelum calon pengantin menikah, sampai ke anak lahir. Menurutnya, masalah stunting adalah salah satu isu penting dalam dunia kesehatan. Maka itu, perlu ada kolaborasi dari semua pihak, untuk mencegah stunting pada anak
“Mudah-mudahan dengan langkah ini atas dukungan dari semua pihak, angka stunting bisa terus ditekan, khususnya di Tanjungpinang,” ungkapnya.
Sementara itu, Bonivasius menyampaikan saat ini berbagai program sedang diimplementasikan, melalui pembinaan, penyuluhan, pelayanan Keluarga Berencana (KB).
Salah satunya, ialah mewujudkan kampung keluarga berkualitas di seluruh penjuru tanah air, untuk mewujudkan keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
“Oleh karena itu, BKKBN mengubah kampung keluarga berencana menjadi kampung keluarga berkualitas,” sebut Bonivasius saat menghadiri kegiatan di Tanjungpinang.
Selain itu, kata dia KKBN telah membentuk Dashat untuk pemenuhan gizi keluarga, terutama yang memiliki risiko melahirkan anak stunting.
“Dengan adanya Dashat diharapkan tidak akan ada lagi bayi yang tidak mendapatkan asupan makanan gizi seimbang di 1000 hari Pertama kehidupannya,” terangnya.
Menurutnya dengan proses pengolahan yang baik, makanan lokal yang bisa diperoleh dari pekarangan sendiri dengan harga murah, dapat menjadi makanan sehat bergizi dengan rasa dan sajian yang menarik bagi anak dan ibu hamil.
“Upaya mengurangi angka stunting dilakukan secara timbal balik melalui hubungan secara vertikal maupun horizontal. Sangat diperlukm kolaborasi multi sektor baik dari pihak pemerintah maupun mitra swasta,” tukasnya.
Penulis: Mael
Editor: Redaksi
Discussion about this post