
DM – Kejaksaan Negeri (Kejari) Bintan tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan mark-up jual beli lahan, di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bintan Inti Sukses (BIS).
Kepala Kejari Bintan, I Wayan Riana mengatakan lahan tersebut seluas 1,3 hektar dan berada di Kelurahan Sei Lekop, Jalan Nusantara KM 20 Kijang, Kabupaten Bintan.
Untuk dugaan sementara, kata dia PT Bis membeli lahan tersebut dari seorang warga diwalayah setempat, dengan nilai Rp 60 juta. Lalu, PT BIS kembali menjual dengan harga yang tinggi.
“Dibeli oleh pemilik pertama, kemudian dijual PT BIS dengan nilai Rp 1,7 Miliar,” ujar I Wayan, Jum’at (26/11/2021).
I wayan menerangkan, bahwa PT BIS menjual lahan seluas 1,3 hektar tersebut dalam waktu yang dekat, dengan waktu pembelian. Dirinya mengaku, bahwa lahan itu milik salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bintan.
Namun dirinya enggan memberikan penjelasan secara rinci, soal indentitas anggota DPRD Bintan yang diketahui memiliki lahan tersebut.
“Jangka waktu jual dan harganya jauh berbeda. Diduga ada Mark Up. Dinilai dulu tanah itu, baru beli. Ini terbalik, dibayar dulu baru dinilai,” ungkapnya.
Sampai saat ini, kata I Wayan pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi yang berkaitan dalam perkara dugaan Mark-Up tersebut.
“Saat ini masih penyelidikan. Udah ada beberapa saksi yang diperiksa, ada Camat (Bintan Timur), Lurah (Sei Lekop) dan salah seorang dari PT BIS,” tutupnya.
Penulis : Mael
Editor : Alam
Discussion about this post