DM – Pjs Ketua TP PKK Kepri Sofha Marwah Bahtiar menganjurkan kader-kader PKK Kecamatan Siantan Selatan mengambil peluang untuk melakukan budidaya pohon pala. Potensi ekonomi dari pohon pala sangat besar bahkan permintaan hasil olahan buah pala belum terpenuhi.
“Tim PKK Kecamatan Siantan Selatan bisa memulai bergerak dari kelompok Dasa Wisma untuk membudidayakan penanaman pohon. Satu kelompok Dasa Wisma ada 10 Kepala Keluarga. Andai satu kelompok Dasa Wisma menanam saja satu pokok pohon pala, maka sudah ada 10 pohon pala yang dibudidayakan. Empat tahun kemudian sudah menghasilkan,” jelas Sofha.
Kedatangan Sofha di Kabupaten Anambas seiring dengan kunjungan kerja Pjs Gubernur Kepri Bahtiar Baharuddin Jumat – Minggu, 27-29 November 2020. Pada kesempatan tersebut, Sofha juga melakukan peninjauan kegiatan TP PKK Kabupaten Kepulauan Anambas, khususnya di Desa Tiangau, Siantan Selatan, yang menjadi pusat pembudidayaan pohon pala.
Sofha tiba didampingi Sekretaris TP PKK Kepri Asniah Madjid dan disambut langsung oleh Kepala Desa Rozita, Sekretaris TP PKK Kabupaten Kepulauan Anambas Raja Henni Yendi, beserta jajaran. Sofha diajak berkeliling desa melihat aktifitas Dasa Wisma dan berakhir di usaha budidaya bibit pohon pala, milik petani Jonggarman.
Hasil peninjauan, Sofha meminta Tim PKK Kecamatan Siantan Selatan untuk mengarahkan dan membina kelompok dasa wisma Desa Tiangau untuk membudidayakan bibit pohon kelapa. Sebab belum banyak kader PKK Desa Tiangau yang tertarik dengan pembudidayaan pohon bibit pala tersebut.
Padahal, lanjut Sofha hasil pohon pala, mulai dari kulit luar buah pala, kulit ari, dan buah pala, semua menghasilkan uang. Hasil olahan buah pala sangat potensial dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Bahkan satu liter minyak pala berharga Rp. 1,2 juta. Permintaan minyak pala dari dua daerah saja, Medan dan Kalimantan, tidak terpenuhi. Belum lagi permintaan dari luar negeri.
“Kulit luar buah pala juga bisa menghasilkan uang, dengan diolah menjadi asinan dan dodol. Kulit ari nya untuk bahan kosmetik, biji palanya selain untuk masakan, juga untuk minyak pala tadi. Jadi seluruh buah pala itu bermanfaat dan bisa menghasilkan uang. Sangat potensial sekali dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Mari kita fokus membudidayakan bibit pala ini,” ajak Sofha.
Jonggarman, seorang petani pembudidayaan bibit pala menyebutkan, saat ini ada sekitar 50 ton permintaan buah pala. Namun yang baru terpenuhi 500 kg. Jumlah 50 ton baru permintaan dari Medan. Belum termasuk permintaan daerah lain. Dan belum termasuk olahan lainnya dari buah pala seperti sirup, minyak pala, asinan, dodol dan bahan kosmetik.
“Saya mengajak masyarakat desa ini untuk bersama-sama melakukan pembudidayaan bibit pala ini. Saya sudah memulainya, dan kita tinggal mengembangkannya,” ujar Jonggarman.
Jonggarman mengungkapkan sangat senang ketika Ketua TP PKK Kepri mengajak ibu-ibu kader PKK Desa Tiangau untuk menekuni pembudidayaan bibit pala. Dia sendiri berjanji akan membimbing sampai menghasilkan.
Saat ini, Jonggarman mengaku kewalahan memenuhi permintaan olahan buah pala, terutama minyak pala dan sirup pala.
Khusus untuk sirup buah pala, pemintaan sangat tinggi tetapi belum bisa diproduksi skala besar karena belum ada izin dari BP-POM.
“Semoga ibu-ibu PKK desa Tiangau tertarik membudidayakan bibit pohon pala ini dan menanamnya. Sehingga empat tahun kedepan perlaham kita bisa mememuhi permintaan daerah luar,” tutupnya.
Discussion about this post