Toyota Klaim Mobilnya di Indonesia Siap Gunakan BBM Campuran Etanol 20 Persen

Ujicoba Bioetanol Pertamina-Toyota. Foto Pertamina
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyatakan bahwa kendaraan Toyota yang beredar di Indonesia secara teknis sudah dapat menggunakan bahan bakar yang dicampur etanol hingga 20 persen (E20).
Pernyataan itu muncul saat pemerintah mendorong pemanfaatan bioetanol sebagai bagian dari program transisi energi di sektor transportasi. Toyota menegaskan kesiapan teknologi mesin mengikuti perubahan spesifikasi bahan bakar nasional.
Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, mengatakan pengembangan mesin telah menyesuaikan karakter bahan bakar nabati. “Secara teknis, mobil Toyota aman menggunakan bensin yang dicampur etanol sampai 20 persen,” ujar Bob, dikutip dari DetikOto, Selasa (8/10).
Menurut Toyota, adaptasi ini penting karena pemerintah berencana menggabungkan bensin dengan bioetanol pada spesifikasi bahan bakar nasional yang baru.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan sebagian besar kendaraan di Indonesia, termasuk merek Jepang, secara teknis kompatibel dengan etanol hingga kadar 20 persen.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menyampaikan bahwa uji menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada performa mesin saat menggunakan campuran etanol pada kadar tersebut. “Kendaraan di Indonesia umumnya bisa menerima etanol sampai 20 persen tanpa modifikasi besar,” kata Eniya.
Tahapan Penerapan dan Tantangan
Meski secara teknis dinilai siap, penerapan E20 belum bisa langsung dilakukan secara luas. Pemerintah memilih pendekatan bertahap untuk memastikan kesiapan pasokan etanol dan infrastruktur distribusi.
Selain itu, pengujian bertahap diperlukan mengingat kondisi kendaraan di Indonesia beragam, terutama dari sisi usia dan perawatan sistem bahan bakar.
Di sisi lain, Toyota bersama Pertamina melakukan serangkaian uji coba pemanfaatan bioetanol pada beberapa model kendaraan. Pada pengujian awal digunakan campuran etanol 10 persen (E10) untuk menilai efek terhadap kinerja mesin dan emisi.
Hasil sementara menunjukkan tidak ada gangguan berarti, namun pengujian lanjutan masih diperlukan sebelum menyatakan teknologi ini sepenuhnya aman untuk semua model kendaraan.
Penerapan E20 masuk dalam strategi pemerintah untuk menurunkan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan impor bensin. Target pemerintah adalah menaikkan kadar etanol secara bertahap sejalan peningkatan kapasitas produksi bioetanol dari bahan baku lokal seperti tebu dan singkong.
Langkah itu akan membutuhkan koordinasi antara produsen kendaraan, penyedia bahan bakar, serta regulasi yang memastikan kesiapan teknis dan rantai pasok.
