Timnas Nigeria Ajukan Protes ke FIFA, Posisi RD Kongo di Playoff Piala Dunia 2026 Terancam
Federasi Sepak Bola Nigeria (NFF) belum menerima keputusan atas kekalahan timnas mereka dari Republik Demokratik Kongo dalam perebutan tiket Playoff Piala Dunia 2026 zona Interkontinental. NFF kini mengajukan keberatan kepada FIFA terkait status kewarganegaraan beberapa pemain Timnas RD Kongo.
Sebelumnya, RD Kongo berhasil menyingkirkan Nigeria melalui adu penalti pada laga playoff zona Afrika bulan lalu. Namun, perselisihan antara kedua negara tampaknya belum berakhir.
Keberatan NFF atas Status Dwikewarganegaraan
NFF mengajukan keberatan karena menduga beberapa pemain RD Kongo memiliki paspor ganda, yang melanggar hukum negara tersebut. Aturan hukum RD Kongo tidak memperbolehkan warganya memiliki dua kewarganegaraan. Hal ini menjadi sorotan NFF terutama pada pemain keturunan yang dipanggil RD Kongo, seperti Aaron Wan-Bissaka dan Axel Tuanzebe.
Kedua mantan pemain Manchester United tersebut diketahui masih menyimpan paspor Inggris dan Prancis, yang berarti mereka berstatus dwikewarganegaraan. NFF menilai situasi ini telah menipu FIFA sehingga meloloskan RD Kongo ke babak playoff.
NFF Minta FIFA Audit dan Potensi Penggantian
Federasi Sepak Bola Nigeria telah mengirimkan dokumen-dokumen pendukung untuk memperkuat tuduhan mereka. NFF meminta FIFA untuk memeriksa persoalan ini secara mendalam karena dinilai merugikan Nigeria.
Jika terbukti bersalah, RD Kongo berpotensi dicoret dari babak playoff, dan Nigeria berpeluang untuk menggantikan posisi mereka.
“Argumen kami adalah bahwa FIFA telah tertipu sehingga meloloskan mereka,” ujar Sekretaris Jenderal NFF, Mohammed Sanusi, seperti dikutip ESPN. “Peraturan (hukum) Kongo menyatakan bahwa Anda tidak boleh memiliki kewarganegaraan ganda, tetapi beberapa pemain mereka memiliki paspor Eropa dan Prancis. Ada yang kami anggap sebagai pelanggaran terhadap peraturan (FIFA). Kami mengatakan itu adalah tindakan curang.”
Federasi Sepak Bola RD Kongo (Fecofa) telah membantah tuduhan tersebut. Pihak BBC Sport telah meminta tanggapan FIFA namun belum mendapatkan balasan resmi.