Timnas Maroko Ukir Sejarah! Juara Piala Dunia U-20 2025 Setelah Kalahkan Argentina 2-0
Timnas Maroko U-20 menulis sejarah baru di dunia sepak bola setelah sukses meraih gelar juara Piala Dunia U-20 2025. Dalam laga final yang digelar di Estadio Nacional Julio Martínez Prádanos, Santiago, Chile, Senin (20/10/2025) pagi WIB, tim muda Singa Atlas menundukkan Timnas Argentina U-20 dengan skor 2-0.
Kemenangan ini menjadi pencapaian bersejarah karena merupakan gelar pertama Maroko di ajang Piala Dunia kelompok usia tersebut. Lebih dari itu, hasil ini juga menjadikan Maroko sebagai negara Afrika pertama yang mampu menjuarai turnamen tersebut sejak Nigeria melakukannya di level junior dua dekade lalu.
Zabiri Jadi Pahlawan Maroko di Babak Pertama
Bintang kemenangan Maroko adalah Yassir Zabiri, yang tampil luar biasa sepanjang laga. Pemain muda berbakat itu mencetak dua gol di babak pertama dan menjadi pembeda di laga final yang berlangsung dengan intensitas tinggi.
Gol pertama Zabiri tercipta pada menit ke-12 melalui tendangan bebas spektakuler dari jarak sekitar 25 meter. Bola melengkung indah ke pojok kanan atas gawang tanpa bisa dijangkau oleh kiper Argentina, Santino Barbi.
Tidak berhenti di situ, Zabiri kembali menggandakan keunggulan pada menit ke-28. Kali ini ia memanfaatkan umpan terobosan matang dari Othmane Maamma, lalu menuntaskannya dengan tembakan kaki kanan yang keras dan akurat.
Kedua gol tersebut membuat kubu Argentina terkejut. Mereka yang datang sebagai favorit juara justru tertinggal dua gol cepat dan kesulitan mengembangkan permainan.
Argentina Dominan tapi Mandul
Meski tertinggal, Argentina tidak tinggal diam. Tim asuhan Javier Mascherano itu mendominasi jalannya pertandingan dengan penguasaan bola mencapai 71 persen. Namun, dominasi tersebut tidak mampu diubah menjadi peluang berbahaya.
Pertahanan Maroko tampil sangat disiplin dan solid, dengan garis pertahanan yang rapi serta kerja sama yang kompak antar lini. Kiper Maroko, Ayman Baadi, juga tampil gemilang dengan beberapa penyelamatan penting, termasuk saat menggagalkan dua peluang emas yang diciptakan oleh Alejandro Garnacho Jr.
Beberapa kali Argentina mencoba memanfaatkan bola mati dan memaksa wasit meninjau VAR untuk kemungkinan penalti, namun hasilnya nihil. Maroko tetap bermain tenang dan fokus menjaga keunggulan hingga babak pertama berakhir dengan skor 2-0.
Babak Kedua: Maroko Bertahan Cerdas, Argentina Frustrasi
Di babak kedua, pelatih Maroko melakukan sejumlah perubahan taktik. Ia memasukkan pemain-pemain bertipe defensif untuk memperkuat lini tengah dan menutup ruang gerak Argentina.
Pendekatan bertahan pragmatis itu berjalan sangat efektif. Argentina terus berusaha menekan lewat permainan cepat sayap kiri dan kombinasi umpan pendek di sekitar kotak penalti, tetapi blokade pertahanan Maroko sulit ditembus.
Pemain seperti Abdelhak Benali dan Soufiane El Bahraoui tampil disiplin dalam duel udara dan situasi bola mati. Bahkan, di menit-menit akhir pertandingan, justru Maroko yang nyaris menambah keunggulan lewat serangan balik cepat Zabiri dan Maamma.
Argentina terlihat frustrasi. Beberapa kali pelanggaran keras dilakukan oleh pemain mereka akibat gagal menembus lini belakang Maroko. Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 2-0 tetap bertahan untuk kemenangan tim muda Singa Atlas.
Sejarah Baru untuk Sepak Bola Afrika
Usai pertandingan, stadion di Santiago bergemuruh menyambut sejarah besar yang ditorehkan Maroko. Para pemain langsung berlarian menuju bench cadangan dan memeluk sang pelatih.
Kemenangan ini menjadi gelar pertama Maroko di ajang FIFA dan menandai kebangkitan sepak bola Afrika di level usia muda. Tak hanya itu, kemenangan ini juga menegaskan kualitas pembinaan pemain muda di Maroko yang semakin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Bintang dua gol, Yassir Zabiri, dinobatkan sebagai Man of the Match sekaligus pencetak gol terbanyak turnamen dengan total lima gol. “Saya tidak bisa berkata-kata. Ini mimpi yang menjadi nyata untuk seluruh rakyat Maroko,” ujar Zabiri dalam wawancara usai laga.
Kemenangan untuk Seluruh Afrika
Kebanggaan juga dirasakan oleh federasi sepak bola Maroko yang menyebut keberhasilan ini sebagai kemenangan untuk seluruh Afrika. “Kami telah membuktikan bahwa talenta Afrika bisa bersaing di level tertinggi,” kata Presiden Federasi Sepak Bola Maroko, Fouzi Lekjaa.
Dengan kemenangan bersejarah ini, Maroko tidak hanya menuliskan namanya di buku sejarah, tetapi juga memberi inspirasi bagi generasi muda di Afrika bahwa kerja keras, disiplin, dan keyakinan bisa membawa mereka ke puncak dunia.