Tekanan Berat Menimpa Enzo Maresca Usai Kekalahan Chelsea dari Brighton

Sumber: Darren Walsh/Getty Images
Chelsea kini harus menghadapi kenyataan pahit di awal musim Liga Inggris 2025/26. Suasana penuh optimisme yang sempat mengiringi kebangkitan klub London Biru di bawah asuhan Enzo Maresca, kini mulai memudar seiring hasil buruk yang mereka dapatkan.
Kekalahan telak 1-3 dari Brighton di Stamford Bridge menjadi simbol kekecewaan yang mendalam. Chelsea sempat unggul terlebih dahulu, tetapi kartu merah yang diterima Trevoh Chalobah mengubah jalannya pertandingan.
Dua gol dari Brighton di masa tambahan waktu membuat publik di stadion bereaksi dengan siulan dan sorakan kecewa, menandakan suasana yang sudah jauh berbeda dari momen-momen gemilang sebelumnya.
Tekanan pada Enzo Maresca Meningkat
Di tengah hasil yang mengecewakan, posisi pelatih Enzo Maresca mulai mendapatkan sorotan tajam. Manajemen klub memiliki target jelas untuk musim ini, yaitu memastikan tiket Liga Champions, namun performa Chelsea yang baru mengumpulkan delapan poin dari enam laga membebani Maresca dengan tekanan besar.
Manajemen Turun Langsung ke Ruang Ganti
Ketegangan semakin terlihat saat lima pejabat klub, termasuk dua direktur olahraga Paul Winstanley dan Laurence Stewart serta co-owner Behdad Eghbali, memasuki ruang ganti usai kekalahan dari Brighton. Meski Maresca mencoba meredam isu dengan menyebut kunjungan ini sebagai hal rutin, suasana ketidakharmonisan mulai terasa.
“Mereka memang selalu masuk ke ruang ganti setelah laga. Kami memiliki ruang rapat di sana untuk membahas pertandingan. Tidak ada yang berbeda,” kata Maresca, berusaha menenangkan situasi.
Perselisihan soal Komposisi Skuad dan Transfer Pemain
Ketegangan bermula sejak cedera jangka panjang yang dialami Levi Colwill pada pertengahan Agustus. Maresca ingin mendapatkan pengganti bek yang mampu membangun serangan dari belakang. Namun klub meminta dia memaksimalkan opsi yang ada, seperti Trevoh Chalobah, Benoît Badiashile, Wesley Fofana, Tariq Lamptey Acheampong, dan rekrutan muda Jorrel Hato.
Pelatih asal Italia itu secara terbuka mengungkapkan ketidakpuasan. “Klub tahu persis apa yang saya pikirkan,” ujarnya, menegaskan hanya sedikit pemain yang bisa menggantikan peran Colwill dalam penguasaan bola.
Alih-alih memenuhi kebutuhan lini belakang, Chelsea malah fokus mendatangkan Alejandro Garnacho dari Manchester United dengan nilai 40 juta pounds, yang sejauh ini baru sekali tampil sebagai pemain pengganti di liga. Langkah lain seperti memanggil kembali Marc Guiu dari Sunderland belum memberikan dampak signifikan, sementara pemain akademi Acheampong yang dijanjikan kesempatan justru jarang bermain.
Isyarat Ketidakpuasan Mulai Muncul
Dalam konferensi pers sebelum pertandingan Carabao Cup melawan Lincoln, Maresca memuji Liverpool sebagai contoh klub dengan strategi rekrutmen yang jelas dan konsisten. “Jika mereka terus seperti ini, mustahil mengejar mereka, bukan hanya kami tapi juga semua klub,” ujarnya.
Pernyataan tersebut kontras dengan komentarnya usai kekalahan dari Brighton, di mana ia menyebut minimnya pengalaman skuad menjadi penyebab kesalahan fatal. Maresca juga menyinggung nama Axel Disasi, bek yang masuk daftar pemain tersisih alias “bomb squad”. “Klub tidak memberi kabar apa pun, jadi tidak ada berita baru,” tuturnya.
Krisis Cedera Memperparah Situasi
Maresca memang sedang menghadapi badai cedera yang cukup serius. Empat bek tengah utama absen, disusul oleh cedera yang dialami Cole Palmer dan Liam Delap. Krisis ini membatasi opsi rotasi dan memaksa pelatih menggunakan pemain muda yang minim pengalaman, sehingga tantangan yang dihadapi semakin berat di tengah kompetisi yang ketat.
