Riset Terbaru Tunjukkan Mobil Listrik Hemat Energi di Perkotaan, Tapi Lebih Boros di Jalan Tol dibanding Mobil Bensin

Iklan

Sebuah studi terbaru mengungkap efisiensi mobil listrik jauh melampaui mobil konvensional bermesin bensin atau diesel (ICE) saat beroperasi di lingkungan perkotaan. Temuan ini mengukuhkan posisi EV sebagai pilihan utama untuk mobilitas urban yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan.

Namun, riset tersebut menyajikan sisi lain yang mengejutkan. Efektivitas energi EV justru merosot drastis ketika melaju di jalan tol, bahkan berpotensi lebih boros dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. Paradoks ini menyoroti kompleksitas performa kendaraan listrik dalam berbagai skenario penggunaan.

EV Unggul Hemat Energi di Perkotaan

Penelitian yang dipublikasikan oleh Mamarikas, Doulgeris, dan tim pada tahun 2022 menyoroti bahwa konsumsi energi EV mencapai titik terendah saat menghadapi kondisi lalu lintas stop-and-go, skenario yang lazim ditemui di area perkotaan.

Kemampuan EV dalam mengoptimalkan sistem pengereman regeneratif memungkinkan pengembalian energi ke baterai saat deselerasi, serta konsumsi daya yang sangat minim ketika kendaraan berhenti total.

Sebaliknya, kendaraan ICE memerlukan daya yang signifikan lebih besar saat berhenti dan membutuhkan dorongan energi ekstra untuk berakselerasi kembali dari posisi diam. Ketiadaan fitur regeneratif pada mesin konvensional menjadi penyebab utama rendahnya efisiensi mereka dalam siklus berkendara kota yang kerap terhenti.

Iklan

Temuan ini secara tegas menggarisbawahi bahwa adopsi EV di kawasan perkotaan tidak hanya menjanjikan penghematan energi substansial, tetapi juga berkontribusi pada penurunan emisi karbon secara signifikan.

Selisih Nyaris 8 Kali, Ini Bukti Mobil Listrik Lebih Hemat dari Mobil Bensin

Konsumsi Energi EV Meningkat Drastis di Jalan Tol

Paradigma efisiensi ini bergeser drastis saat kendaraan memasuki ruas jalan tol dan melaju dalam kecepatan tinggi. Pada kondisi lalu lintas yang lancar, justru kendaraan ICE menunjukkan performa konsumsi bahan bakar yang lebih irit dibandingkan EV. Ini disebabkan oleh karakteristik mesin dan transmisi ICE yang dirancang optimal untuk mempertahankan kecepatan stabil dalam jangka panjang.

Mesin konvensional berada pada rentang putaran kerja yang paling efisien, menghasilkan konsumsi bahan bakar yang relatif rendah selama perjalanan jarak jauh. Di sisi lain, EV membutuhkan daya yang lebih besar untuk menjaga kecepatan tinggi karena harus terus-menerus mengatasi hambatan aerodinamis atau hambatan udara.

Ditambah lagi, fitur pengereman regeneratif pada EV menjadi tidak efektif saat kendaraan melaju konstan tanpa deselerasi, sehingga energi tidak dapat dikembalikan ke sistem baterai.

Studi Terbaru Ungkap Fast Charging Berdampak Negatif pada Kesehatan Baterai Mobil Listrik dalam Jangka Panjang

Implikasi Bagi Pengguna Mobil Listrik

Dengan demikian, hasil riset ini menyimpulkan bahwa mobil listrik idealnya dimanfaatkan untuk mobilitas harian di perkotaan. Sedangkan untuk perjalanan jarak jauh di jalan tol, konsumsi energi EV berpotensi melampaui kendaraan bermesin bensin konvensional.

Oleh karena itu, para pemilik EV diimbau untuk mempertimbangkan dengan cermat kondisi jalan serta gaya berkendara guna mencapai efisiensi energi yang maksimal. Meskipun demikian, dengan inovasi infrastruktur pengisian daya cepat (fast charging) dan teknologi baterai yang terus berkembang, EV tetap menjadi alternatif transportasi yang ramah lingkungan, terlepas dari variasi efisiensi berdasarkan skenario penggunaan.

Iklan