
Foto: Dok. x.com/AremafcOfficial
Derby Jawa Timur antara Persebaya Surabaya dan Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pekan ke-13 Super League 2025/2026 berlangsung sebagai laga penuh tekanan dan tarik-ulur nasib. Hasil di lapangan bukan sekadar soal tiga poin, melainkan menentukan masa depan dua pelatih asing yang kini berada di ujung tanduk.
Pada sisi Persebaya, Eduardo Perez menghadapi desakan kuat dari suporter setelah hasil imbang terakhir. Sementara Arema datang dengan beban performa yang belum stabil, menjadikan duel ini titik temu antara ekspektasi suporter dan kebutuhan hasil nyata.
Tekanan Di Kubus Persebaya
Suasana di Surabaya memanas usai Persebaya hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Persik Kediri pada pekan sebelumnya. Persebaya sempat unggul lewat Arief Catur, namun gol Jose Enrique menyamakan skor, ditambah kartu merah Francisco Rivera pada menit ke-76 yang membuat tim tak mampu mempertahankan keunggulan.
Eduardo Perez mengakui tekanan yang datang dari suporter, namun menegaskan sikapnya. “Saya menghormati semua pendapat (Bonek). Sekarang saya berada di momen di mana saya lebih kuat dari sebelumnya. Saya percaya pada semua pemain di klub. Kami bekerja sangat keras setiap hari,” ujarnya.
Statistik menunjukkan tantangan yang dihadapi Perez. Dari 10 laga, Persebaya mencatat empat kemenangan, tiga imbang, dan tiga kekalahan — hasil yang belum memenuhi target awal musim.
Kondisi Arema dan Urgensi Kemenangan
Arema FC datang ke Surabaya dalam situasi yang tak kalah rumit. Singo Edan menanggung catatan empat kekalahan beruntun di Stadion Kanjuruhan dan baru mengemas dua kemenangan hingga pekan ke-11.
Pelatih Marcos Santos menyampaikan permintaan maaf kepada pendukung. “Saya cukup kecewa karena belum dapat memberikan kemenangan untuk Aremania yang hadir di sini, maupun yang melihat melalui tontonan televisi,” katanya.
Pemain Arema Salim Akbar Tuharea menepis isu beban psikologis terkait laga kandang. “Sebenarnya kami gak ada beban. Kami selalu datang dengan semangat juang tinggi. Cuma rezeki belum datang ke kami,” ujar Salim.
Faktor Penentu Pertandingan
Beberapa aspek menjadi penentu hasil di GBT: kesiapan mental pemain, keputusan wasit, dan performa lini tengah kedua tim. Persebaya diuntungkan oleh rekor produktifnya terhadap Arema dalam beberapa tahun terakhir.
- Rekor Pertemuan: Persebaya tercatat mencetak 20 gol ke gawang Arema sejak 2018.
- Keputusanwasit: Kontroversi pada laga kontra Persik memberi pelajaran penting soal pengelolaan emosi dan ritme pertandingan.
- Suporter: Meski laga disebut digelar tanpa suporter tamu, atmosfer GBT tetap diprediksi intens karena tuntutan Bonek.
Pemain Kunci Yang Berpotensi Menentukan
Persebaya diperkirakan mengandalkan nama-nama berpengalaman untuk meredam tekanan dan mencari kemenangan.
- Bruno Moreira — diharapkan menjadi sumber gol dan kreativitas.
- Gali Freitas dan Diego Mauricio — opsi serangan yang mungkin jadi pembeda.
- Mikael Tata — kembalinya dia ke lini belakang memberi pilihan defensif tambahan.
- Salim Akbar — andalan Arema di lini tengah untuk membangun serangan.
Implikasi Hasil Bagi Pelatih
Laga ini berlabel “hidup-mati” bagi masa depan kedua pelatih. Jika Persebaya gagal meraih kemenangan, gelombang tuntutan terhadap manajemen untuk mengambil langkah tegas bukan hal yang mustahil.
Perez menegaskan komitmennya: “Tugas saya adalah memberikan yang terbaik untuk klub ini setiap hari,” namun menambahkan bahwa pada akhirnya hasil di lapangan yang akan menentukan langkah selanjutnya.
Dengan kebutuhan hasil dari kedua kubu, pertandingan diperkirakan berjalan dengan tensi tinggi dan penuh dinamika sejak peluit pertama.
