Pengamat Malaysia Beri Nilai untuk Beberapa Kandidat, Arahkan PSSI Cari Pelatih Berpengalaman Piala Dunia Untuk Timnas Indonesia

Dok. Foto: instagram.com/marselinoferdinan10
Kursi pelatih Timnas Indonesia masih kosong sebulan setelah pemecatan Patrick Kluivert pada 16 Oktober 2025. Publik menunggu siapa yang akan menggantikan, namun PSSI memilih menutup rapat lima nama calon pelatih yang konon sudah dipilah untuk disahkan dalam rapat Exco.
Di tengah spekulasi itu, pengamat sepak bola asal Malaysia Raja Isa Raja Akram Shah memberi pandangan kritis: sejumlah nama yang ramai diperbincangkan publik dan media dinilai belum cocok menangani Tim Garuda, khususnya jika target jangka panjang adalah menembus Piala Dunia.
Kursi Pelatih Masih Kosong
Sejak pemecatan Kluivert, PSSI relatif lamban mengumumkan pengganti. Meski begitu, pihak federasi disebut telah memfinalkan lima kandidat, namun nama-nama tersebut masih dirahasiakan kepada publik.
Warga dan pengamat lantas menyodorkan versi masing-masing tentang figur yang layak. Di antara yang disebut sering muncul adalah pelatih yang pernah berkarya di Indonesia maupun nama asing yang tengah naik daun di kancah internasional.
Nama-Nama Calon Yang Beredar
- Bojan Hodak
- Paul van Gastel
- Bernardo Tavares (eks PSM)
- Thomas Doll (eks Persija)
- Timur Kapadze
- Heimir Hallgrimsson
Alasan utama publik menyukai beberapa nama lokal dan yang pernah berkarier di Indonesia adalah soal pemahaman terhadap kultur sepak bola Tanah Air. Namun tidak semua pihak setuju hal itu sudah cukup.
Tantangan Dan Kriteria Menurut Raja Isa
Raja Isa mengingatkan bahwa pengalaman menangani klub berbeda jauh dengan menghadapi tim nasional di level antarnegara. “Alasan pernah melatih di Indonesia memang realistis. Tapi pengalaman itu saja saya kira tak cukup bagi mereka. Apakah mereka mampu melanjutkan langkah Timnas Indonesia yang telah mencapai level Asia dan Dunia?#8221; dikutip dari bola.com pada Senin (17/11/2025).
Lebih tegas, ia menyorot catatan karier para kandidat yang banyak berpengalaman di klub tetapi minim jejak di tim nasional.
“Saya amati jejak rekam pelatih itu belum pernah mencapai level Timnas antarnegara. Karena beda jauh menangani klub dan Timnas. Apalagi Timnas Indonesia sangat kompleks. Tak hanya berkaitan dengan PSSI, tapi juga pelatih baru harus menghadapi pendukung Timnas Garuda yang fanatik dan kritis,” ujar Raja Isa, yang juga disebut memiliki darah keturunan Bugis.
Soal Timur Kapadze Dan Heimir Hallgrimsson
Dua nama asing lain yang ramai diperbincangkan adalah Timur Kapadze dan Heimir Hallgrimsson. Kapadze mendapat sorotan setelah sukses bersama Uzbekistan hingga lolos ke Piala Dunia 2026, sementara Hallgrimsson dikenal karena prestasinya membawa Islandia ke perempat final Euro 2016 dan Piala Dunia 2018.
Raja Isa mengakui kedua pelatih tersebut lebih menarik ketimbang sejumlah nama yang berkarier di Indonesia, namun ia tetap ragu soal kecocokan budaya kerja dengan pemain Indonesia.
“Menurut saya, Timur Kapadze dan Heimir Hallgrimsson lebih bagus dan menarik daripada empat pelatih yang berkarier di Indonesia. Tapi apakah keduanya sudah tahu kultur sepak bola Indonesia dan akan cepat beradaptasi dengan situasi ini. Karena kualitas dan budaya pemain Timnas Indonesia berbeda dengan pemain Uzbekistan dan Eropa. Terutama soal kedisiplinan,” kata Raja Isa.
Ia menambahkan pertimbangan penting lain: pengalaman langsung di putaran final Piala Dunia.
“Timnas Indonesia butuh pelatih yang pernah merasakan persaingan di Piala Dunia. Itu jika target PSSI lolos ke Piala Dunia 2030. Timur Kapadze dan Heimir Hallgrimsson ini tarafnya kan masih meloloskan negara mereka ke Piala Dunia. Mereka belum pernah terjun langsung di putaran final Piala Dunia,” ujarnya.
Peran Fondasi Shin Tae-yong
Raja Isa juga menekankan perubahan yang terjadi sejak era Shin Tae-yong, di mana Timnas Indonesia berkembang menjadi tim dengan karakter kuat, daya juang tinggi, dan permainan yang menarik.
Menurut Raja Isa, pelatih pengganti sebaiknya meneruskan pondasi tersebut, bukan mengubahnya secara drastis.
“Membangun sepak bola butuh proses panjang. Untuk Timnas Indonesia yang pertama dibentuk adalah karakternya lebih dulu. Sebenarnya pelatih baru nanti tinggal melanjutkan karakter yang telah dirintis Shin Tae-yong. Jangan mengubah karakter yang sudah ada. Kalau cara itu yang dilakukan, maka pelatih baru nanti akan lebih cepat menuai hasilnya,” tuturnya.
Sabar Jika Pilih Pelatih Asing
Raja Isa menekankan jika PSSI memilih figur seperti Kapadze atau Hallgrimsson, publik dan federasi harus bersedia menunggu proses panjang adaptasi. Periode pembangunan, menurutnya, menjadi kunci agar target jangka panjang seperti Piala Dunia 2030 bisa diraih.
Hingga pengumuman resmi, debate mengenai siapa yang paling cocok menangani Timnas Indonesia masih akan terus bergulir di kalangan suporter dan pengamat.
