Logo

Peneliti KAUST Ungkap Laut Merah Mengering 6,2 Juta Tahun Lalu

Airul Anwar
Airul Anwar
3 Oktober 20254
Peneliti Kaust Ungkap Laut Merah Mengering 62 Juta Tahun Lalu

Sumber: scitechdaily.com

Iklan

Peneliti dari King Abdullah University of Science and Technology (KAUST) berhasil mengungkap bahwa Laut Merah pernah mengering total sekitar 6,2 juta tahun lalu sebelum tiba-tiba terisi kembali oleh banjir besar dari Samudra Hindia. Penemuan ini menegaskan peristiwa dramatis yang merombak sejarah ekosistem laut di kawasan tersebut.

Dengan memadukan citra seismik, analisis mikrofosil, dan penanggalan geokimia, tim peneliti menemukan bahwa perubahan ini berlangsung sangat singkat secara geologi, yaitu hanya dalam kurun waktu 100.000 tahun. Pada masa itu, Laut Merah bertransformasi dari hubungan dengan Laut Tengah menjadi cekungan garam kering yang tandus. Fase pengeringan ini berakhir saat banjir dahsyat menerobos punggungan vulkanik, membuka selat Bab el-Mandab, sehingga menghubungkan kembali Laut Merah dengan samudra global.

Banjir Besar dari Samudra Hindia yang Mengisi Laut Merah

Awalnya, Laut Merah terhubung ke Laut Tengah dari utara melalui ambang dangkal. Sambungan ini terputus, menyebabkan Laut Merah mengering dan berubah menjadi gurun garam. Di bagian selatan Laut Merah, dekat Kepulauan Hanish, terdapat punggungan vulkanik yang memisahkan laut ini dari Samudra Hindia. Namun, sekitar 6,2 juta tahun lalu, air laut dari Samudra Hindia meluap dan menerobos penghalang ini dalam sebuah banjir dahsyat.

Banjir ini mengukir ngarai bawah laut sepanjang 320 kilometer yang masih dapat dilihat di dasar laut hingga kini. Dalam waktu kurang dari 100.000 tahun, banjir tersebut mengisi kembali cekungan Laut Merah, menenggelamkan dataran garam, dan mengembalikan kondisi laut yang normal. Kejadian ini terjadi hampir satu juta tahun sebelum banjir Zanclean yang mengisi kembali Laut Tengah, sehingga memberikan cerita unik tentang kebangkitan Laut Merah.

Signifikansi Geologi Laut Merah

Laut Merah terbentuk akibat perpisahan Lempeng Arab dari Lempeng Afrika sekitar 30 juta tahun lalu. Pada awalnya, laut ini berupa lembah retakan sempit yang diisi danau, lalu melebar menjadi teluk saat terisi air dari Laut Tengah 23 juta tahun lalu. Kehidupan laut sempat berkembang, terlihat dari fosil terumbu karang di pesisir utara dekat Duba dan Umlujj.

Namun, proses evaporasi dan sirkulasi air laut yang buruk meningkatkan salinitas, menyebabkan kepunahan kehidupan laut antara 15 hingga 6 juta tahun lalu. Cekungan tersebut pun terisi lapisan garam dan gipsum, berujung pada pengeringan total Laut Merah. Banjir dari Samudra Hindia kemudian mengembalikan kehidupan laut, yang masih bertahan hingga kini di terumbu karang Laut Merah.

Laut Merah menjadi laboratorium alam untuk memahami proses pembentukan dan perluasan samudra, akumulasi garam besar, serta interaksi iklim dan tektonik selama jutaan tahun. Penemuan ini menyoroti keterkaitan sejarah Laut Merah dengan perubahan samudra global dan menunjukkan bahwa kawasan ini pernah mengalami kondisi lingkungan ekstrem sebelum akhirnya kembali menjadi ekosistem laut yang subur.

“Penelitian ini menambah pemahaman kita tentang proses pembentukan dan perluasan samudra di Bumi. Selain itu, hasil ini memperkuat posisi KAUST sebagai pusat riset terdepan mengenai Laut Merah,” ujar Profesor Abdulkader Al Afifi, salah satu penulis studi.

Iklan
Iklan