Peluang Toyota bZ3X Varian Setir Kanan Mengaspal di Indonesia Masih Tipis

Toyota bZ3X. Foto: GAC Toyota
Toyota baru saja meluncurkan versi setir kanan (RHD) bZ3X untuk pasar Hong Kong, produk hasil kolaborasi dengan produsen Tiongkok, GAC. Model ini merupakan turunan dari Aion V, mobil yang sudah dikenal di pasar Indonesia.
Peluncuran itu memicu spekulasi soal kemungkinan bZ3X hadir di Indonesia. Namun, peluangnya tetap tipis karena faktor rantai pasok dan persyaratan kandungan komponen lokal.
Wakil Presiden PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bob Azam, menegaskan bahwa keputusan memperkenalkan model baru di dalam negeri bergantung pada rantai pasok dan tingkat kandungan lokal.
“Iya (Toyota bZ3X) masuk ke Hong Kong. Tetapi itu kan supply chain-nya semua dari Cina,” ujar Bob yang kami kutip dari KatadataOTO, Selasa (21/10).
Menurut Bob, Toyota Indonesia mengutamakan kendaraan yang komponennya diproduksi secara lokal untuk menekan biaya produksi dan harga jual. Strategi ini menjadi pertimbangan utama sebelum membawa model impor ke pasar domestik.
Toyota bZ3X diproduksi di fasilitas GAC Toyota di Guangzhou, Tiongkok. Rencana ekspor menyasar negara-negara setir kanan setelah Hong Kong, sehingga peluang perakitan lokal di Indonesia relatif kecil.
Rencana Perakitan bZ4X Dan Baterai Lokal
Saat ini, satu-satunya mobil listrik Toyota yang dijual di Indonesia adalah bZ4X, yang berstatus Completely Built Up (CBU) atau impor utuh dari Jepang. Harga on the road Jakarta tercatat Rp 1,1 miliar.
Toyota menyatakan rencana perakitan lokal untuk bZ4X pada 2025 sebagai langkah untuk menambah lini Completely Knocked Down (CKD) dan membuka potensi penurunan harga. Perusahaan juga mempertimbangkan perakitan baterai di dalam negeri lewat kerja sama dengan produsen baterai asal Tiongkok, CATL.
“Nanti pada waktunya kita informasikan,” tegas Bob saat ditanya mengenai strategi elektrifikasi Toyota di Indonesia.
Toyota bZ3X merupakan bagian dari upaya Toyota memperluas portofolio SUV listrik berpenggerak setir kanan di pasar internasional. Jika Indonesia dipertimbangkan di masa depan, syarat utamanya adalah peningkatan kandungan lokal komponen sesuai regulasi dan strategi biaya perusahaan.
