Paradoks Gaji Fantastis Frenkie de Jong di Barcelona: Tak Sesuai Taktik Hansi Flick
Barcelona, Spanyol – Frenkie de Jong, gelandang Barcelona, menghadapi situasi paradoks di klub raksasa Spanyol tersebut. Meskipun memegang status sebagai pemain dengan gaji tertinggi kedua di tim, performanya dinilai kurang sesuai dengan filosofi taktik pelatih Hansi Flick.
Peran yang Tergerus di Tengah Persaingan
Musim ini, Frenkie de Jong baru tampil sebagai starter sebanyak 10 kali di La Liga, dengan delapan di antaranya bermain penuh. Posisinya di lini tengah kerap dirotasi dan diisi oleh pemain jebolan akademi Barcelona seperti Pedri, Marc Casado, dan Fermin Lopez. Situasi ini menjadi sorotan, terutama mengingat besaran gajinya yang mencapai 19 juta Euro per tahun, atau setara dengan Rp 374 miliar.
Filosofi Taktik Hansi Flick
Sumber Tribuna melansir bahwa ketidakcocokan De Jong dengan gaya pelatih Hansi Flick menjadi akar masalahnya. Flick, yang dikenal dengan taktik dinamis dan mengutamakan pergerakan vertikal gelandangnya, seperti yang ia terapkan pada pemain seperti Kimmich dan Goretzka di Bayern Munich dan Timnas Jerman, menuntut gelandang yang memiliki fisik kuat dan cepat menusuk ke jantung pertahanan lawan. Bek tengah Erick Garcia, yang awalnya terpinggirkan, justru menjadi andalan karena dinilai mampu menjalankan peran tersebut.
Berbeda dengan tuntutan Flick, Frenkie de Jong memiliki tipe permainan yang lebih menguasai bola, cenderung bergerak sedikit ke belakang, dan mengalirkan bola secara horizontal. Gaya bermainnya lebih mengarah pada menarik perhatian lawan untuk membuka ruang bagi rekan setimnya, sebuah pendekatan yang kontras dengan keinginan Flick yang menginginkan gelandang aktif masuk ke ruang kosong dan tidak terlalu lama memegang bola.
Perbedaan gaya ini digambarkan ibarat kehadiran seorang solois jazz dalam sebuah band metal, sebuah analogi yang menyoroti betapa berbedanya kontribusi De Jong dengan apa yang diharapkan oleh Hansi Flick dalam skema permainan Barcelona.