Reuni Panas di ACL 2: Persib Bandung Bakal Hadapi Jonathan Khemdee, ‘Public Enemy’ Netizen Indonesia

Undian babak 16 besar AFC Champions League Two (ACL 2) musim 2025-2026 pada Selasa (30/12/2025) siang WIB, telah mempertemukan Persib Bandung dengan wakil Thailand, Ratchaburi FC. Hasil pengundian ini secara langsung membuka peluang terjadinya ‘reuni panas’ bagi publik sepak bola Indonesia, mengingat Ratchaburi diperkuat oleh bek kontroversial Jonathan Khemdee.

Pertemuan ini dipastikan akan menyedot perhatian besar, khususnya dari para penggemar Maung Bandung dan netizen Indonesia yang memiliki sejarah panjang ketegangan dengan pemain berdarah Thailand-Denmark tersebut. Leg pertama babak 16 besar wilayah Timur dijadwalkan berlangsung pada 11-12 Februari 2026, diikuti leg kedua pada 18-19 Februari 2026.

Persib Bandung Tantang Ratchaburi di Fase Gugur

Persib Bandung, yang berhasil lolos sebagai juara Grup G di fase sebelumnya, akan menghadapi tantangan berat dari Ratchaburi FC. Prosesi pengundian yang berlangsung di markas AFC, Kuala Lumpur, Malaysia, menempatkan Persib di Pot 1 Wilayah Timur bersama Macarthur FC (Australia), Gamba Osaka (Jepang), dan Tampines Rovers (Singapura). Sementara itu, Ratchaburi FC berada di Pot 2 Wilayah Timur.

Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, sebelumnya sempat mewaspadai kekuatan calon lawan, khususnya Pohang Steelers dari Korea Selatan. Namun, ia juga menilai Ratchaburi FC memiliki level yang setara dengan timnya. Menjelang laga krusial ini, manajemen Persib dikabarkan akan menambah kekuatan tim pada bursa transfer Januari 2026, dengan nama Joey Pelupessy disebut-sebut akan merapat ke Bandung.

Bojan Hodak menegaskan bahwa tim asuhannya siap bertarung melawan siapa pun di babak 16 besar. “Kita siap bertarung dengan siapa saja. Saya bilang, kalian (suporter) hanya penuhi saja stadion dan mereka (lawan) tidak akan mudah untuk bermain melawan kami,” ujar Hodak penuh percaya diri.

Jonathan Khemdee: Sosok Kontroversial di Mata Netizen Indonesia

Jonathan Khemdee, bek tengah berusia 23 tahun, merupakan pemain kunci Ratchaburi FC. Ia bergabung dengan klub Thailand itu pada 17 Januari 2023, dengan kontrak yang akan berakhir pada 30 Juni 2026. Khemdee telah menjadi bagian integral dari skuad Ratchaburi, termasuk dalam penampilan mereka di ACL 2 musim 2025/2026.

Namun, nama Jonathan Khemdee dikenal luas di Indonesia bukan hanya karena performanya di lapangan, melainkan juga serangkaian aksi kontroversial yang membuatnya menjadi “musuh publik” bagi banyak penggemar sepak bola Tanah Air. Insiden paling mencolok terjadi saat final sepak bola SEA Games 2023 di Kamboja, di mana Timnas Thailand U-22 kalah 2-5 dari Timnas Indonesia U-22. Setelah pertandingan, Khemdee tertangkap kamera melempar medali perak yang baru saja diterimanya ke tribun penonton.

“Tindakan tidak mengenakkan ditunjukkan Jonathan Khemdee setelah Thailand U-22 kalah 2-5 dari Timnas Indonesia U-22 di final sepakbola SEA Games 2023. Jonathan Khemdee memilih melempar medali perak yang didapat ke tribun stadion.”

Aksi tersebut memicu gelombang kemarahan dari netizen Indonesia dan bahkan Thailand. Komisi SEA Games dilaporkan mengambil tindakan dengan melarang Jonathan Khemdee tampil di SEA Games seumur hidup, meskipun larangan ini kemudian disebut banyak pihak tidak memberikan efek jera karena usianya yang sudah tidak memungkinkan lagi bermain di turnamen kelompok umur tersebut.

Sejarah Panjang Kontroversi Khemdee dengan Indonesia

Kontroversi Khemdee dengan Indonesia sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum insiden medali di SEA Games 2023. Pada SEA Games 2021 di Vietnam, saat semifinal melawan Timnas Indonesia, Khemdee dituding melakukan provokasi terhadap wasit yang berujung pada pemberian kartu merah kepada tiga pemain Indonesia di babak tambahan waktu. Insiden itu membuat Timnas Indonesia gagal melaju ke final.

Bahkan dalam final SEA Games 2023, Khemdee juga menyalahkan wasit atas ketegangan yang berujung pada kericuhan antar pemain dan staf pelatih. Ia mengklaim wasit melakukan banyak kesalahan yang memicu perkelahian. “Wasit membuat banyak kesalahan, dan itulah alasan perkelahian,” kata Khemdee kepada VnExpress. “Wasit tidak mampu mengendalikan permainan, dan kemudian semua orang mulai berkelahi.”

Meskipun memiliki rekam jejak kontroversial di kancah internasional, Khemdee terus menunjukkan performa solid di level klub. Kehadirannya di lini belakang Ratchaburi FC akan menjadi ujian tersendiri bagi lini serang Persib Bandung. Pertemuan di ACL 2 ini bukan hanya sekadar perebutan tiket ke perempat final, tetapi juga akan menjadi panggung di mana emosi dan rivalitas lama akan kembali memanas. Para penggemar sepak bola Indonesia dipastikan akan menantikan bagaimana Persib Bandung akan menghadapi Khemdee dan Ratchaburi FC dalam dua leg pertandingan yang krusial ini.