
Foto: Action Images via Reuters/Andrew Couldridge
Ruben Amorim menyadari betul bahwa kesabaran Manchester United terhadapnya tidak akan bertahan selamanya. Sejak ditunjuk sebagai manajer pada November 2024, pelatih asal Portugal itu harus menghadapi tekanan besar untuk segera mendulang hasil positif.
Amorim baru mengantongi sembilan kemenangan dari 33 pertandingan Premier League bersama Setan Merah. Musim lalu, MU hanya mampu finis di posisi ke-15 klasemen Liga Inggris, sebuah pencapaian yang jauh dari ekspektasi tinggi klub dan penggemar.
Memasuki musim 2025-2026, Manchester United belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Dari enam laga Premier League yang sudah dijalani, MU hanya berhasil menang dua kali, ditambah sekali imbang dan tiga kekalahan. Selain itu, mereka juga tersingkir lebih awal dari Carabao Cup, menambah tekanan terhadap Amorim.
Situasi tersebut memicu spekulasi mengenai masa depan Amorim di Old Trafford yang terus menjadi perbincangan hangat.
Pelatih berusia 38 tahun itu mengakui bahwa ia paham benar betapa pentingnya hasil demi kelangsungan kariernya di MU. Ia mengatakan bahwa semua pihak di klub tidak naif dan menyadari tuntutan besar yang harus dipenuhi.
“Di sini tidak ada yang naif. Kami paham kami butuh hasil untuk melanjutkan proyek ini,” ujar Amorim kepada BBC.
“Kami akan mencapai titik di mana mustahil bagi semua orang karena ini klub yang sangat besar dengan banyak sponsor, dengan dua pemilik.” Ia juga menambahkan, “Tentu saja, ada di sini adalah mimpi. Saya ingin lanjut di sini dan saya ingin berjuang, tapi masalahnya adalah sekarang.”
