Logo

Kylian Mbappe dan Persaingan Sengit di Ballon d’Or, Apakah Ia Kian Terpinggirkan?

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
30 September 20250
Kylian Mbappe Dan Persaingan Sengit Di Ballon Dor Apakah Ia Kian Terpinggirkan

Sumber: AFP/Franck Fife

Iklan

Kylian Mbappe sempat digadang-gadang sebagai penerus Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo setelah sukses mengangkat trofi Piala Dunia pada usia 19 tahun. Namanya juga tercatat sebagai salah satu pemain dengan nilai transfer termahal di sejarah sepak bola dunia.

Namun, tujuh tahun setelahnya, saat Messi dan Ronaldo mulai melewati masa kejayaan, Mbappe belum sepenuhnya diakui sebagai yang terbaik di dunia. Bahkan, peringkatnya dalam Ballon d’Or tahun ini justru menunjukkan adanya kemunduran.

Posisi Mbappe di Ballon d’Or dan Dominasi Pemain Muda

Dalam daftar Ballon d’Or terbaru, Mbappe hanya berada di posisi ketujuh. Penghargaan individu paling bergengsi ini jatuh ke tangan Ousmane Dembele, rekan setim Mbappe di Timnas Prancis. Sebagai bentuk penghormatan, Mbappe menulis di media sosial, “You deserve it x1000.” Posisi kedua ditempati bintang muda Lamine Yamal yang mulai diprediksi bakal mendominasi Ballon d’Or di masa depan.

Generasi baru seperti Yamal datang dengan cepat, seolah hendak merebut panggung yang belum sepenuhnya dikuasai Mbappe.

Lamine Yamal, Ancaman Baru bagi Mbappe

Luca Caioli, penulis buku tentang perjalanan Mbappe, menilai kemunculan Yamal menambah tantangan bagi Mbappe untuk mencapai puncak prestasi. “Sekarang bisa jadi lebih sulit karena ada pesona anak 18 tahun ini yang memecahkan semua rekor di usianya,” kata Caioli. Ia menambahkan, usia Mbappe yang kini tidak lagi muda turut memengaruhi persaingan ini.

Yamal telah membawa Spanyol juara Euro dan membantu Barcelona meraih gelar La Liga. Ia juga memenangkan Kopa Trophy sebagai pemain U-21 terbaik dua tahun berturut-turut. Beberapa pihak bahkan menyebutnya layak meraih Ballon d’Or, yang akan menjadikannya pemenang termuda dalam sejarah, melampaui rekor Ronaldo Nazario.

Presiden La Liga, Javier Tebas, menilai Yamal sering diabaikan karena faktor usia, sementara ayah Yamal menegaskan, “Anak saya adalah pemain terbaik dunia, jauh di atas yang lain.”

Mbappe Tak Lagi Jadi Sorotan Utama

Menariknya, absennya Mbappe dari perburuan gelar utama Ballon d’Or tidak menimbulkan kontroversi besar. Real Madrid juga tidak bereaksi, berbeda dengan sikap mereka tahun lalu saat Vinicius Junior kalah dari Rodri. Padahal, Mbappe baru saja meraih Golden Boot Eropa sebagai pencetak gol terbanyak dan telah melampaui rekor Thierry Henry di Timnas Prancis dengan 51 gol.

Mbappe pun mencatat beberapa prestasi cemerlang, seperti menjadi remaja pertama sejak Pele yang mencetak gol di final Piala Dunia 2018 dan pemain kedua yang membuat hattrick di final Piala Dunia 2022. Ia juga menjadi top scorer sepanjang masa PSG.

Namun, Dembele dianggap pantas meraih Ballon d’Or tahun ini setelah membawa PSG juara Liga Champions, Liga Prancis, dan Piala Prancis dengan 32 gol.

Kepindahan Mbappe ke Real Madrid Dinilai Tepat Waktu yang Salah

Luca Caioli menilai kepindahan Mbappe ke Real Madrid musim panas lalu terjadi di “momen terburuk.” Saat Mbappe hengkang, PSG justru meraih Liga Champions pertamanya, sedangkan Madrid kehilangan gelar domestik dan Eropa. “Ia menjalani musim yang indah dan meraih Golden Boot Eropa, tapi tiba di salah satu musim terburuk Real Madrid,” ujar Caioli.

Ballon d’Or Bukan Ukuran Mutlak

Ballon d’Or dinilai bukan ukuran sempurna pemain terbaik dunia karena penilaiannya berasal dari jurnalis di 100 negara anggota FIFA dengan kriteria performa, karakter, dan fair play. Penghargaan ini sering kali lebih condong kepada pemain yang menjadi bintang utama tim juara Liga Champions atau turnamen besar.

Hal ini pernah dirasakan Mbappe pada 2018 saat Prancis juara Piala Dunia, tapi ia hanya finis keempat. Luka Modric yang menjadi juara Liga Champions dan runner-up Piala Dunia malah memenangkan penghargaan tersebut.

Prestasi terbaik Mbappe tercatat pada 2023 saat ia finis kedua di belakang Messi yang membawa Argentina juara Piala Dunia 2022.

Persaingan Klasik Baru di Spanyol Antara Mbappe dan Yamal

Awalnya, Mbappe diprediksi bakal mendominasi Ballon d’Or dan bersaing dengan Erling Haaland. Namun, kini Lamine Yamal ikut masuk ke dalam persaingan ketat tersebut. Messi bahkan menyebut Yamal sebagai “masa kini” dengan masa depan cerah.

Pelatih Timnas Spanyol Luis de la Fuente menyebut Yamal “sebuah kegeniusan, produk dari seorang genius” setelah sejarah yang dibuatnya di Euro 2024. Rivalitas Mbappe di Real Madrid dan Yamal di Barcelona diyakini bisa mengulang persaingan klasik ala Ronaldo dan Messi di masa lalu.

Mbappe Masih Memiliki Waktu untuk Bangkit

Meskipun kini tersalip oleh generasi baru, Mbappe masih punya peluang membalikkan keadaan. Di usia 26 tahun, ia berada di fase emas karier dan memperkuat klub tersukses di Eropa, Real Madrid, yang telah mengoleksi 15 trofi Liga Champions.

Musim ini, Mbappe telah mencetak 12 gol dalam 10 laga untuk Madrid dan Timnas Prancis, termasuk dua gol sehari setelah malam penghargaan Ballon d’Or. Kisah Dembele yang baru meraih Ballon d’Or di usia 28 tahun bisa menjadi inspirasi bagi Mbappe yang masih memiliki waktu untuk memenuhi ekspektasi besar yang membebaninya.

Iklan
Iklan