Logo

JDT Terimbas Sanksi Naturalisasi Palsu, Tiga Pemain Kunci Dilarang Main Setahun

Yusril Fahmi
Yusril Fahmi
1 Oktober 20250
Jdt Terimbas Sanksi Naturalisasi Palsu Tiga Pemain Kunci Dilarang Main Setahun

Sumber: Twitter @malaysia_nt

Iklan

Johor Darul Ta’zim (JDT), klub sepak bola papan atas Malaysia, tengah menghadapi imbas dari kasus naturalisasi palsu yang menimpa Timnas Malaysia. Sanksi dari FIFA membuat tiga pemain andalan mereka harus menepi selama satu tahun, sebuah pukulan besar menjelang kompetisi penting.

Kasus ini bermula dari pelanggaran pasal 22 Kode Disiplin FIFA, di mana tujuh pemain Timnas Malaysia diduga mengajukan dokumen naturalisasi palsu. FIFA kemudian menjatuhkan denda dan larangan bermain selama 12 bulan kepada para pemain tersebut.

Daftar Pemain yang Disanksi FIFA

Ketujuh pemain yang terkena sanksi adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano. Ketiganya yang berasal dari JDT adalah Figueiredo, Irazabal, dan Hevel, sehingga klub ini terdampak langsung.

Upaya Banding dan Respons JDT

Sejak sanksi diumumkan pada Jumat (26/9), Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) diberikan waktu 10 hari untuk mengajukan banding. Perwakilan FAM bahkan telah berangkat ke markas FIFA di Zurich untuk membahas kasus ini secara intensif.

CEO JDT, Luis Garcia, menyatakan kekecewaannya atas sanksi tersebut. Dia menyoroti bahwa sanksi ini menghambat persiapan tim jelang kompetisi AFC Champions League. “Kami berharap masalah ini cepat selesai agar para pemain bisa segera kembali memperkuat JDT,” ujar Garcia, dikutip dari Scoop.

FAM Akui Kesalahan Teknis, Klaim Pemain Memiliki Keturunan Malaysia

FAM mengakui adanya kesalahan teknis dalam pengajuan dokumen naturalisasi, namun menegaskan bahwa para pemain yang bersangkutan memang memiliki darah keturunan Malaysia. Hal ini menjadi fokus utama dalam upaya banding yang tengah mereka lakukan.

Kasus ini tidak hanya menimbulkan kegelisahan di kalangan pendukung JDT dan sepak bola Malaysia secara umum, tetapi juga memicu perhatian dari berbagai pihak termasuk publik Indonesia yang mengikuti perkembangan sepak bola regional.

Iklan
Iklan