Duel Chipset Flagship: Exynos 2600 vs Snapdragon 8 Elite Gen 5, Mana Lebih Unggul di Performa
Persaingan di pasar chipset ponsel pintar kelas atas semakin memanas dengan kehadiran resmi Exynos 2600 dari Samsung. Chipset terbaru ini, yang baru saja diluncurkan pada pertengahan Desember 2025, siap menantang dominasi Qualcomm Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang telah lebih dulu diperkenalkan pada September lalu.
Kedua raksasa teknologi ini beradu inovasi dalam arsitektur CPU, kemampuan grafis, dan kecerdasan buatan, menjanjikan peningkatan performa signifikan untuk ponsel-ponsel flagship tahun 2026. Duel antara Exynos 2600 dan Snapdragon 8 Elite Gen 5 ini bukan sekadar perebutan angka di hasil benchmark, melainkan pertarungan filosofi desain dan optimalisasi teknologi.
Samsung mengedepankan proses manufaktur 2nm yang diklaim sebagai yang pertama di dunia untuk chip mobile, sementara Qualcomm mempertahankan keunggulan jam inti CPU yang lebih tinggi dan performa GPU yang konsisten. Konsumen akan menjadi saksi bagaimana implementasi kedua chipset ini di perangkat nyata akan membentuk standar baru pengalaman pengguna.
Inovasi Proses Manufaktur dan Arsitektur CPU
Exynos 2600 menjadi sorotan utama berkat penggunaan proses manufaktur 2nm Gate-All-Around (GAA) oleh Samsung Foundry, menjadikannya chip mobile 2nm pertama di dunia. Langkah ini diharapkan membawa efisiensi daya dan kepadatan transistor yang lebih baik.
Exynos 2600 mengusung CPU 10-inti berbasis arsitektur ARM v9.3, dengan konfigurasi satu inti prime C1-Ultra berkecepatan 3.8GHz (beberapa laporan menyebut 3.9GHz), tiga inti performa tinggi C1-Pro pada 3.25GHz, dan enam inti efisiensi C1-Pro pada 2.75GHz. Samsung mengklaim peningkatan performa CPU hingga 39% dibandingkan pendahulunya, Exynos 2500.
Di sisi lain, Snapdragon 8 Elite Gen 5 dari Qualcomm dibangun di atas proses 3nm TSMC N3P yang terbukti stabil. Chipset ini ditenagai oleh CPU Oryon generasi ketiga kustom Qualcomm, yang memiliki dua inti Prime berkecepatan hingga 4.60 GHz dan enam inti Performance hingga 3.62 GHz.
Qualcomm menyatakan CPU Oryon ini menawarkan peningkatan performa 20% dan efisiensi daya CPU 35% lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya, Snapdragon 8 Elite. Dengan kecepatan jam inti yang lebih tinggi, Snapdragon 8 Elite Gen 5 secara teoritis menjanjikan performa puncak yang lebih agresif, terutama untuk tugas single-thread.
Pertarungan Grafis dan Kecerdasan Buatan
Untuk kemampuan grafis, Exynos 2600 mengandalkan GPU Xclipse 960 yang merupakan hasil kolaborasi dengan AMD, menggunakan arsitektur MGFX4 berbasis RDNA 4 kustom. GPU ini diklaim menawarkan peningkatan performa komputasi dua kali lipat dan performa ray tracing 50% lebih cepat dibanding GPU Exynos sebelumnya. Xclipse 960 beroperasi pada kecepatan 980MHz (atau 985MHz menurut beberapa bocoran) dan mendukung Vulkan 1.3.
Sementara itu, Snapdragon 8 Elite Gen 5 dibekali GPU Adreno 840. Qualcomm mengklaim GPU Adreno 840 23% lebih cepat dan 20% lebih efisien dari pendahulunya, dengan kecepatan jam hingga 1.2 GHz. GPU ini juga mendukung ray tracing yang dipercepat perangkat keras dan mesh shading. Dalam pengujian OpenCL dan Vulkan, Adreno 840 dilaporkan unggul 10-20% dibandingkan Xclipse 960, menjadikannya pilihan utama untuk gim ekstrem dan emulasi PC.
Di sektor kecerdasan buatan (AI), kedua chipset menunjukkan peningkatan signifikan. Exynos 2600 memiliki NPU yang diklaim meningkatkan performa AI hingga 113% dan dilengkapi dengan NPU 35K yang berfokus pada AI generatif, mendukung fitur-fitur Galaxy AI. Qualcomm Snapdragon 8 Elite Gen 5 juga tidak kalah, dengan NPU Hexagon baru yang diklaim 37% lebih cepat dan 16% lebih efisien dari generasi sebelumnya, memungkinkan AI yang lebih personal dan agen AI di perangkat.
Manajemen Termal dan Hasil Benchmark Awal
Salah satu kekhawatiran historis pada chip Exynos adalah masalah termal. Namun, Exynos 2600 memperkenalkan teknologi Heat Path Block (HPB) yang diklaim mampu mengurangi panas hingga 16% dan menjaga performa stabil di bawah beban berat. Inovasi ini menjadi kunci bagi Samsung untuk memastikan performa berkelanjutan.
Berdasarkan bocoran dan pengujian awal, Exynos 2600 prototype menunjukkan skor AnTuTu sekitar 4 juta poin, yang disebut-sebut setara dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5. Untuk Geekbench 6, Exynos 2600 mencatatkan sekitar 3,455 poin untuk single-core dan 11,621 poin untuk multi-core. Menariknya, dalam satu pengujian, Exynos 2600 bahkan dilaporkan mengungguli Snapdragon 8 Elite Gen 5 dalam skor multi-core pada unit Xiaomi 17.
Di sisi lain, Snapdragon 8 Elite Gen 5 pada perangkat referensi Qualcomm mencapai skor AnTuTu lebih tinggi, yakni sekitar 4.5 juta poin. Pada Geekbench 6, chipset ini mencatat sekitar 3,800 poin untuk single-core dan 12,400 poin untuk multi-core. Secara umum, Snapdragon 8 Elite Gen 5 masih menunjukkan keunggulan pada performa single-core CPU dan GPU mentah.
Implikasi Pasar dan Ketersediaan
Exynos 2600 diharapkan akan menjadi otak di balik ponsel Samsung Galaxy S26 dan Galaxy S26+ di beberapa wilayah, terutama Korea, serta Galaxy Z Flip 8. Sementara itu, Snapdragon 8 Elite Gen 5 akan tetap menjadi pilihan utama untuk flagship dari berbagai merek global seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, dan OnePlus, serta Galaxy S26 di pasar Amerika Serikat dan Tiongkok.
Kehadiran Exynos 2600 dengan teknologi 2nm dan solusi termal baru menandai upaya serius Samsung untuk kembali bersaing di level teratas. Meskipun Snapdragon 8 Elite Gen 5 masih memegang mahkota “raja performa mentah” dalam beberapa aspek, Exynos 2600 berpotensi menawarkan keseimbangan yang lebih baik antara performa, efisiensi, dan manajemen panas, menjadikannya penantang yang patut diperhitungkan. Duel ini akan menguntungkan konsumen dengan pilihan ponsel flagship yang semakin bertenaga dan cerdas di tahun 2026.