
Como meraih kemenangan mengejutkan 2-0 atas Juventus di Stadion Giuseppe Sinigaglia, Minggu (19/10/2025). Hasil ini menjadi pukulan bagi Juve sekaligus dorongan bagi Como yang kini semakin dekat ke zona Eropa.
Gelandang Como Maximo Perrone menyatakan mentalitas timnya sebagai kunci sukses meladeni tim besar. Pernyataan Perrone memberi gambaran bagaimana persiapan taktik dan karakter pemain memengaruhi hasil di lapangan.
Jalannya Pertandingan
Como membuka skor cepat melalui Marc-Oliver Kempf pada menit ke-4 setelah memanfaatkan operan akurat dari sayap kanan yang dikirim Nico Paz. Gol awal ini memberi tekanan psikologis kepada Juventus sejak babak pertama.
Juventus berusaha membalas, tetapi Como mampu meredam serangan dan menunggu celah. Pada menit ke-79, Nico Paz menegaskan kemenangan tuan rumah dengan sepakan kaki kiri terukur yang membuat skor menjadi 2-0.
Dampak Pada Klasemen
Kemenangan Como membuat posisi klub tersebut semakin mendekat ke zona Eropa. Hasil ini juga berdampak pada pergeseran posisi Juventus di klasemen sementara Liga Italia.
Pernyataan Maximo Perrone
Usai pertandingan, Perrone menjelaskan alasan Como bisa mengalahkan calon juara musim ini. Ia menegaskan bahwa mentalitas juara yang ditanamkan di skuad merupakan salah satu faktor penting.
“Kami tahu permainan kami, terlepas dari lawannya: kami telah mempelajari mentalitas pemenang ini dan kami pikir kami bisa menang melawan siapa pun.”
Ia juga menyebut peran pelatih senior dalam membangun karakter tim. “Pelatih selalu meminta saya untuk meningkatkan diri, dan saya berusaha melakukannya bahkan dalam pertandingan seperti ini melawan tim-tim besar,” tegasnya.
Reaksi Igor Tudor
Pelatih Juventus Igor Tudor mengaku kecewa dengan hasil. Ia menilai performa tim tidak sepenuhnya buruk, namun ada kelemahan yang berujung pada kekalahan dari bola mati dan efektivitas di kotak penalti lawan.
“Kecewa dengan hasilnya, bukan dengan performanya. Sebagai tim yang terorganisir, sayangnya kami kebobolan gol yang seharusnya tidak kebobolan dari bola mati; kami kurang dalam 16 meter terakhir,” jelas Tudor.
Pelatih Juve itu menambahkan soal kendala di sentuhan akhir dan ritme permainan pada babak kedua. “Saya punya firasat kami memang berbahaya, tetapi kami kurang sentuhan akhir. Kami berhasil, tetapi tembakan konkret kami kurang. Babak kedua berjalan lambat, dengan banyak tekel. Kemudian kami terjebak dalam serangan balik,” tandasnya.
Dalam pernyataannya yang lebih personal, Tudor menggambarkan beban dan tanggung jawab memilih skuad. “Saya harus memilih 11 pemain terbaik dan memastikan mereka tampil sebaik mungkin. Itulah pilihan saya hari ini. Saya menyukai banyak hal dengan bola, tetapi Anda harus bisa mencetak gol,” sambungnya.
