BYD Umumkan Rencana Mobil PHEV 2026 di Indonesia, Apakah Ti7 Jadi Kandidat Terkuat Setelah Debut Thailand?

Raksasa otomotif Tiongkok, BYD, semakin menunjukkan keseriusannya dalam menggarap pasar Indonesia. Setelah sebelumnya mengonfirmasi rencana untuk menghadirkan kendaraan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) pada tahun 2026, sorotan kini tertuju pada peluncuran BYD Ti7 di Thailand. Model tersebut dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi unit PHEV pertama yang diboyong ke Tanah Air.
Konfirmasi mengenai kehadiran teknologi PHEV ini disampaikan langsung oleh Head of Public Relation & Government PT BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan, dalam gelaran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. Menurut Luther, segmen PHEV sangat relevan dengan kondisi geografis dan infrastruktur Indonesia, terutama mengingat ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang masih belum merata di seluruh wilayah.
Kehadiran PHEV dianggap Luther sebagai fase transisi yang mulus, memungkinkan masyarakat untuk beradaptasi sebelum beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik murni. Fleksibilitas pengisian daya, baik melalui listrik maupun mesin bensin, menjadi nilai tambah yang krusial bagi konsumen di Indonesia.
“Sangat mungkin kita bawa di tahun depan untuk melengkapi line-up sebagai solusi juga terhadap daerah tertentu yang mungkin masih mengalami masalah di sisi infrastruktur,” ujar Luther. Ia menambahkan bahwa PHEV merupakan bagian integral dari strategi elektrifikasi global BYD, meskipun detail model yang akan dipasarkan di Indonesia masih dirahasiakan.
Ti7 Menguat Jadi Kandidat Utama Setelah Debut Thailand

Peluncuran BYD Ti7 di Thailand pada akhir 2025 sontak memicu spekulasi kuat bahwa SUV tersebut berpotensi menjadi model PHEV perdana BYD di Indonesia. Ti7 hadir dengan konfigurasi PHEV berteknologi DM-i (Dual Mode Intelligent) yang menawarkan efisiensi tinggi dan jarak tempuh memadai, menjadikannya salah satu kandidat paling realistis untuk pasar nasional.
Meski BYD Indonesia belum memberikan konfirmasi resmi, pola peluncuran global BYD sebelumnya seringkali menunjukkan kesamaan lini produk yang masuk ke pasar Asia Tenggara. Sebagai SUV keluarga, Ti7 juga dinilai memiliki karakter yang sesuai dengan preferensi konsumen Indonesia yang cenderung memilih kendaraan berdimensi besar, bertenaga, namun tetap efisien dan ramah lingkungan.
Teknologi DM-i: Prioritaskan Motor Listrik
Inti dari sistem PHEV BYD adalah teknologi DM-i. Berbeda dengan PHEV konvensional, DM-i memosisikan motor listrik sebagai penggerak utama kendaraan. Sementara itu, mesin bensin berfungsi sebagai generator daya hanya ketika kapasitas baterai mulai menipis. Pendekatan ini memberikan pengalaman berkendara yang lebih menyerupai mobil listrik penuh, khususnya pada rute perkotaan dengan kondisi stop-and-go.
Teknologi ini memungkinkan konsumsi bahan bakar yang sangat rendah, asalkan kendaraan rutin diisi daya. Mesin hybrid generasi terbaru BYD juga diklaim memiliki efisiensi termal tinggi, menjaga performa optimal saat dibutuhkan. Baterai berkapasitas besar memungkinkan pengisian melalui SPKLU layaknya kendaraan listrik murni, serta menawarkan jarak jelajah murni listrik yang lebih panjang dibandingkan PHEV pada umumnya.
PHEV, Solusi Transisi Elektrifikasi Indonesia
BYD menilai PHEV sebagai pilihan logis untuk mengakselerasi adopsi elektrifikasi di Indonesia. Kombinasi motor listrik dan mesin bensin dianggap mampu mereduksi kekhawatiran masyarakat terkait jarak tempuh (range anxiety), sembari tetap menyuguhkan pengalaman berkendara yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Luther juga menekankan bahwa banyak negara mengklasifikasikan PHEV sebagai bagian dari kategori kendaraan listrik, mengingat peran dominan motor listrik di dalamnya. Hal ini sejalan dengan strategi global BYD yang kini memiliki salah satu portofolio EV dan PHEV terlengkap di dunia.
Kehadiran PHEV BYD pada 2026, terutama jika Ti7 menjadi pilihan, berpotensi memperkuat dinamika persaingan kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Model seperti Ti7 memiliki peluang besar menarik minat konsumen yang ingin merasakan teknologi listrik tanpa sepenuhnya bergantung pada ketersediaan SPKLU.
Jika BYD benar membawa Ti7, maka tahun 2026 berpotensi menjadi periode krusial bagi percepatan adopsi teknologi hybrid listrik di Indonesia. Meski demikian, kepastian model dan rentang harga masih menanti pengumuman resmi dari pihak perusahaan.
