Logo

Axel Tuanzebe Gugat Manchester United karena Dugaan Kelalaian Medis

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
13 November 20250
Axel Tuanzebe Gugat Manchester United Karena Dugaan Kelalaian Medis

Sumber: Stuart Leggett/MI News/NurPhoto

Iklan

Mantan bek Manchester United, Axel Tuanzebe, melayangkan gugatan hukum terhadap mantan klubnya. Pemain yang kini memperkuat Burnley tersebut menuntut ganti rugi lebih dari £1 juta atau sekitar Rp20 miliar, dengan tuduhan bahwa Manchester United lalai dalam menangani cederanya.

Menurut laporan Sky News yang dikutip dari Give Me Sport, Kamis (13/11/2025), Tuanzebe mengklaim staf medis MU gagal memberikan penanganan yang tepat ketika ia mengalami cedera retakan stres pada tulang punggung pada Januari 2020. Akibat kelalaian tersebut, ia menilai karier dan penghasilannya menurun drastis.

Dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan, disebutkan bahwa Tuanzebe seharusnya diistirahatkan minimal tiga bulan. Namun, pihak klub justru memintanya kembali bermain di Premier League 2 pada Maret 2020, hanya dua bulan setelah cedera.

“Jika sejak awal penanganan dilakukan dengan benar, saya bisa menghindari rasa sakit yang berlarut-larut dan terus bermain di level tertinggi tanpa hambatan,” tulis pernyataan dalam gugatan hukum tersebut.

Kronologi Cedera dan Kelalaian Penanganan

Kasus ini berawal ketika Tuanzebe mengalami retakan di sisi kiri tulang punggungnya pada Januari 2020. Cedera tersebut tidak pulih sempurna dan berkembang menjadi kondisi kronis yang akhirnya memicu retakan baru di sisi kanan pada Juli 2025.

Dalam berkas gugatan, ia menuding tim medis MU, termasuk kepala dokter klub saat itu, Dr. Steve McNally, gagal memberikan perawatan yang sesuai. Ia juga menyoroti keputusan klub yang tidak merujuknya ke spesialis tulang belakang olahraga dan justru memaksanya berlatih intensif saat belum pulih sepenuhnya.

Masalah semakin memburuk ketika Tuanzebe dipinjamkan ke Napoli pada Januari 2022. Klub Italia tersebut mendeteksi adanya masalah pada tulang belakangnya, tetapi dokter MU dikabarkan tidak menindaklanjuti temuan itu dengan serius. Alih-alih memberikan perawatan jangka panjang, ia hanya disarankan menjalani suntikan pereda nyeri pada Maret 2022.

Baru pada Agustus 2022, hasil pemindaian menunjukkan adanya retakan stres serius di punggungnya. Sayangnya, saat itu sudah terlambat bagi Tuanzebe untuk pulih sepenuhnya. MU akhirnya melepasnya pada musim panas 2023.

“Dengan memaksanya tetap berlatih keras dan bermain setelah 17 Agustus 2022, kondisi punggung Tuanzebe justru semakin parah,” bunyi salah satu poin dalam dokumen gugatan.

Dampak pada Karier dan Kehidupan Tuanzebe

Tuanzebe menyebut cedera tersebut tidak hanya memengaruhi fisiknya, tetapi juga karier dan pendapatannya. Setelah dilepas MU, ia berjuang untuk mengembalikan performa terbaiknya.

Ia sempat membela Ipswich Town di Championship dan tampil 44 kali dalam dua musim, sebelum akhirnya direkrut Burnley yang baru promosi ke Premier League. Meski kondisinya membaik, Tuanzebe mengaku masih merasakan efek cedera lama yang membatasi gerak dan daya tahan tubuhnya di lapangan.

“Saya masih merasakan dampaknya hingga kini. Itu membuat saya tak bisa bermain sebebas dulu,” ungkap pemain berusia 27 tahun tersebut.

Respons Manchester United

Hingga kini, Manchester United belum memberikan pernyataan resmi terkait gugatan tersebut. Namun, laporan Sky News menyebut pihak klub menolak tuduhan kelalaian medis dan siap membela diri di pengadilan.

Kasus ini menjadi sorotan di Inggris karena jarang ada pemain yang menuntut klub besar seperti MU dengan alasan malpraktik medis. Jika Tuanzebe berhasil memenangkan gugatan ini, kasus tersebut bisa menjadi preseden penting bagi perlindungan kesehatan pemain sepak bola profesional di masa depan.

Iklan
Iklan