Asisten Pelatih Barcelona Sebut Lamine Yamal Alami Tekanan Berat di El Clasico

Sumber: AP Photo/Joan Monfort
Barcelona gagal membawa pulang poin dari Santiago Bernabeu setelah ditaklukkan Real Madrid dengan skor 1-2 pada laga El Clasico pertama musim 2025/2026, Sabtu (25/10/2025) malam WIB. Kemenangan Los Blancos membuat mereka unggul lima poin atas Blaugrana di puncak klasemen sementara La Liga.
Pertandingan berlangsung sengit sejak menit pertama. Barcelona sempat berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Fermin Lopez, menandai kembalinya harapan bagi tim tamu setelah Real Madrid unggul lebih dulu. Namun, Jude Bellingham kemudian menjadi penentu kemenangan tuan rumah dengan gol pada menit ke-43, membawa Madrid mengunci kemenangan.
Kekalahan ini menjadi ujian besar bagi Barcelona, terutama bagi wonderkid Lamine Yamal yang tampil di bawah performa terbaiknya di laga sarat gengsi tersebut.
Asisten Pelatih Barcelona Akui Tekanan Besar bagi Yamal
Marcus Sorg, asisten pelatih Barcelona yang memimpin tim karena skorsing Hansi Flick, menilai laga ini menjadi pengalaman berharga sekaligus pelajaran penting bagi pemain muda berusia 18 tahun tersebut.
“Pertandingan itu tidak mudah untuknya. El Clasico pertama di Bernabeu selalu punya tekanan besar, apalagi bagi pemain muda seperti Lamine,” ujar Sorg kepada Diario AS.
Sorg menambahkan bahwa tekanan dari penonton dan sorotan media turut memengaruhi performa Yamal. “Mungkin, ya. Tekanan itu sedikit memengaruhi. Dia masih belajar menghadapi sorotan publik dan suasana besar seperti El Clasico. Itu bagian dari prosesnya,” kata Sorg.
Barcelona Tampil di Bawah Standar
Selain sorotan terhadap Yamal, Sorg menilai performa Barcelona secara keseluruhan belum memuaskan. Timnya banyak melakukan kesalahan mendasar dan gagal mempertahankan intensitas permainan sepanjang laga.
“Saya pikir kami membuat lebih banyak kesalahan daripada biasanya. Level pertahanan kami juga menurun, dan di sepertiga akhir lapangan kami tidak cukup tajam untuk menciptakan peluang,” jelasnya.
Menurut Sorg, Real Madrid memanfaatkan kelemahan ini dengan sangat baik. “Mereka lebih efisien dari kami dan punya kontrol lebih baik di lini tengah,” tambahnya.
Yamal Masih Butuh Ritme Permainan
Sorg menegaskan bahwa Yamal, meski menunjukkan ketenangan, kesulitan menembus rapatnya pertahanan Madrid yang kerap melakukan penjagaan ganda terhadapnya. Selain itu, sang pemain baru pulih dari cedera sehingga belum sepenuhnya bugar.
“Dia butuh ritme pertandingan. Itu wajar, dia masih 18 tahun. Lawan pun sudah beradaptasi dengan gaya mainnya, jadi kami harus membantunya untuk terus berkembang,” ujar Sorg.
Staf kepelatihan Barcelona tetap memberikan dukungan penuh kepada Yamal. “Dia punya motivasi besar dan karakter kuat. Kami yakin dia akan bangkit,” tambah Sorg.
Cedera Lewandowski Jadi Masalah Tambahan
Selain masalah performa pemain muda, Barcelona juga masih menghadapi absennya striker utama Robert Lewandowski akibat cedera. Sorg mengakui kehilangan pemain berpengalaman tersebut berdampak besar bagi permainan tim.
“Dia adalah panutan di lini depan, tentu kami merindukannya. Tapi kami harus menerima situasi ini. Dalam sepak bola, cedera itu hal biasa,” jelas Sorg.
Fokus Barcelona ke Laga Berikutnya
Meski kalah di El Clasico, Barcelona tetap optimistis menghadapi sisa musim. Sorg menegaskan bahwa masih banyak pertandingan tersisa dan peluang tim untuk bersaing tetap terbuka.
“Musim masih panjang, masih ada 28 pertandingan lagi. Kami tidak khawatir, karena peluang kami tetap terbuka. Yang penting, kami belajar dari kekalahan ini dan memperbaiki performa di laga berikutnya,” pungkasnya.
Barcelona kini harus segera bangkit untuk mengamankan posisi mereka di papan atas La Liga, sekaligus mempersiapkan kembalinya Yamal dan Lewandowski agar bisa memberikan kontribusi maksimal di laga-laga selanjutnya.
