Manajer Liverpool Arne Slot menegaskan klubnya tak akan mengikuti tren long ball yang mulai marak di Liga Inggris musim ini. Menurutnya, gaya permainan langsung itu tidak cocok untuk tim yang berambisi menjuarai liga.

Dalam beberapa pekan terakhir, statistik kompetisi menunjukkan penurunan jumlah umpan pendek dan penguasaan bola, sementara umpan jauh, lemparan jauh, dan tendangan gawang panjang justru meningkat. Arne Slot memahami alasan taktik tersebut, tetapi menilai pendekatan itu lebih relevan untuk tim yang ingin mengadang kekuatan besar.

Slot Tolak Tren Long Ball

Arne Slot mengatakan pendekatan permainan langsung tidak sesuai dengan target juara Liverpool. Ia menegaskan bahwa gaya itu bukanlah resep untuk sukses di level tertinggi kompetisi domestik.

“Menurut saya, gaya bermain long ball dan second ball bukan gaya yang digunakan tim mana pun yang berhasil menjuarai liga ini dalam 10, 15, atau 20 tahun terakhir,” kata Slot. “Jika Anda ingin menjuarai liga, Anda tidak bisa melakukannya dengan gaya seperti itu. Namun, saya juga mengerti bahwa itu adalah pendekatan yang adil ketika menghadapi tim-tim besar seperti Manchester City, Liverpool, Arsenal, atau Chelsea.”

Tak Ada Klub Besar Eropa yang Menerapkannya

Slot menekankan pengamatan bahwa klub-klub papan atas Eropa tidak mengandalkan permainan langsung dan blok rendah untuk meraih sukses besar. Pernyataan ini menegaskan perbedaan filosofi antara pendekatan pragmatis dan pendekatan progresif yang dipegang Liverpool.

“Saya tidak melihat gaya seperti itu digunakan oleh tim-tim yang menjuarai liga di Eropa. Bukan Bayern Munchen, bukan Barcelona, bukan Real Madrid, bukan Liverpool, bukan Manchester City,” tegasnya.

Menekankan Penguasaan Bola dan Permainan Intens

Arne Slot dikenal meneruskan filosofi permainan berbasis penguasaan bola dan intensitas tinggi, sejalan dengan warisan taktik yang pernah dibangun Jurgen Klopp. Ia menekankan pressing, kombinasi cepat, dan kontrol tempo sebagai fondasi permainan.

Dengan pandangan tegasnya itu, Slot menegaskan bahwa Liverpool akan tetap setia pada filosofi bermain progresif, bukan pragmatis, karena baginya hanya dengan gaya itu klub bisa kembali bersaing merebut gelar Liga Inggris musim ini.