
DM, Blitar – Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Suwito Saren Satoto meminta agar fenomena El Nino di tahun 2023 dijadikan pengalaman bagi Pemerintah Kabupaten Blitar khususnya dinas pertanian. Diketahui El Nino tahun ini menjadi yang terburuk hingga menyebabkan kekeringan lahan-lahan pertanian padi di wilayah Kabupaten Blitar.
Suwito mengakui diri sendiri menerima keluhan-keluhan dari para petani yang mengeluh kekurangan air untuk menanam padi. Akibatnya sejumlah petani mengalihkan menanam tanaman lain yang menyebabkan produktivitas padi berkurang, padahal Kabupaten Blitar sebagai wilayah agraris yang seharusnya menjadi penyestok padi wilayah sekitar Jawa Timur.
“Kita memang ada keluhan-keluhan yang masuk terkait kecukupan air. Jangan sampai itu nanti tidak ada penanganan karena bisa berpengaruh pada produktivitas tani kita,” ucap Suwito, Sabtu (2/12/2023).
Suwito menyebut, Pemerintah Kabupaten Blitar sebenarnya sudah mempunyai payung hukum dalam melindungi petani dari masalah-masalah seperti kekeringan. Yaitu Perda Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, yang di dalamnya diatur bagaimana melindungi lahan-lahan produktif dan juga ekstensifikasi pertanian.
Maka mengacu Perda tersebut, kata Suwito, Badan Anggaran (Banggar) DPRD memberikan restu pada Dinas Pertanian yang mengajukan anggaran cukup besar di sektor pertanian dalam APBD 2024.
“Teralokasi besar itu ada anggaran belasan miliar di 2024 untuk pertanian saja, di samping untuk bantuan bibit, menang arahnya menyikapi keluhan kekeringan tadi, misal sumur bor untuk pengairan sawah menjadi salah satu rencana kebutuhannya,” ungkap Suwito yang juga Ketua Banggar DPRD.
Suwito berharap anggaran besar di pertanian bisa dikelola baik oleh dinas pertanian. Dengan mempertimbangkan dengan baik luasan dan proyeksi kebutuhan air pertanian yang sumber-sumber airnya menyusut.
Juga perlu analisa usaha pertanian, agar biaya produksi dikeluarkan petani bisa serendah mungkin dengan adanya bantuan dari pemerintah. Supaya ketika panen petani bisa memetik laba lebih guna kesejahteraan mereka.
“Jadi harus ada nilai tambah, seperti sumur bor misalnya yang mengupayakan pemerintah, nanti juga plus peralatannya supaya cost produksi bisa ditekan, karena memang ke situ arahnya karena kita ingin petani sejahtera karena mereka adalah pahlawan pangan,” tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.
Sekedar tahu, BMKG mengatakan bahwa peristiwa El Nino tahun 2023 ini mempunyai peluang masuk kategori kuat dalam peningkatan suhu permukaan bumi. Peneliti Kexin Li dari International Center for Climate and Environment Sciences, Chinese Academy of Sciences juga menyebut peristiwa El Nino kali ini berpotensi mencetak rekor peningkatan suhu tertinggi sejak tahun 1950. Dampak di Indonesia bisa dilihat dari lebih banyak sungai mengering dibanding kemarau tahun lalu.
Penulis: Dani Elang Sakti
Editor: Tiara
Discussion about this post