DM – Satu lagi Al-Qur’an terjemahan bahasa daerah dirilis Kementerian Agama. Terbaru, Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kemenag melaunching Al-Qur’an terjemahan bahasa melayu Jambi.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Suyitno mengatakan pihaknya telah melakukan penterjemahan Al-Qur’an ke dalam 26 bahasa daerah.
“Dari 26 Al-Qur’an bahasa daerah tersebut, baru enam yang sudah didigitalisasikan,” ujar Suyitno saat merilis Al-Qur’an Terjemah Bahasa Melayu Jambi, di Jambi, Kamis (2/11/2023).
Hadir, Wakil Gubernur Jambi, para Pejabat Kemenag, Akademisi, tokoh adat, ahli bahasa melayu Jambi, dan sejumlah mahasiswa.
Suyitno berharap, keberadaan Al-Qur’an terjemah bahasa daerah akan memudahkan masyarakat untuk menerima dan memahami kitab suci agamanya.
“Ini salah satu contoh betapa sangat strategisnya menggunakan bahasa lokal, untuk pribumisasi Islam, Islam yang ramah dengan lokalitas, Islam yang dengan mudah dipahami oleh kita semua sebagai warga Nusantara,” tuturnya.
“Kekayaan dengan perbedaan bahasa daerah termasuk bahasa melayu Jambi, merupakan sesuatu yang harus sama-sama kita jaga. Menjadikan Al-Qur’an bisa mudah dipahami, khususnya oleh warga Jambi termasuk pecinta bahasa daerah,” sambungnya.
Sebelumnya, Kepala Puslitbang LKKMO, Isom Yusqi mengatakan penerjemahan Al-Qur’an dalam bahasa daerah sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Sampai saat ini, total sudah ada 26 terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa daerah.
“Puslitbang LKKMO juga bekerja sama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) untuk secara bertahap mendigitalkan Al-Qur’an bahasa daerah tersebut ke dalam program IOS, Android, MS Word, dan dimasukkan ke dalam aplikasi Qur’an Kemenag,” ungkap Isom.
Isom berharap, Al-Qur’an terjemahan bahasa melayu Jambi ini, bisa menjadi muatan lokal di sekolah dan madrasah, serta bisa dicetak lebih banyak lagi. “Nanti bisa menjadi muatan lokal di seluruh sekolah, dan madrasah, dengan seluruh media pembelajaran yang dikembangkannya,” pungas Isom.
Sumber: kemenag.go.id
Editor: Tiara
Discussion about this post