DM – Pada tanggal 21 September 2023, di perairan Natuna, sebuah kapal nelayan kehilangan kontak. Salah satu nelayan masih belum ditemukan setelah insiden tersebut.
Kejadian ini terjadi pada Sabtu, 16 September 2023, saat Satarwin (korban) berangkat melaut dari Pelabuhan Cemaga Natuna, dijadwalkan untuk kembali setelah tiga hari, tetapi hingga hari keenam, ia belum kembali.
Informasi tentang kehilangan kapal diterima pada Selasa, 21 September 2023, melalui Iskandar, seorang warga Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna.
Menurut keterangan rekan korban sesama nelayan, Satarwin terakhir terlihat di koordinat 3° 12.376’U 108° 25.470’T, dengan jarak 42,3 NM dari Kantor SAR Natuna. Kapalnya memiliki ciri-ciri lambung berwarna biru, beratap merah, list merah, dan berukuran 5 GT.
Tim SAR yang terdiri dari Kantor SAR Natuna, TNI/POLRI, Bakamla, SROP, HNSI, dan BMKG telah berkoordinasi untuk mencari informasi terbaru tentang keberadaan Satarwin.
Basarnas telah mengirim lima orang personel penyelamat dan satu orang personel Polairud menggunakan Rigid Inflatable Boat 03 Natuna menuju lokasi pencarian.
Saat pencarian dilakukan, cuaca sedang hujan dengan angin berkisar 11-15 kts dan gelombang laut mencapai 0,5 meter dengan arah angin ke barat daya. Tim SAR Gabungan dilengkapi dengan berbagai alat keselamatan dan peralatan radio komunikasi.
Petugas komunikasi terus menginformasikan perkembangan kepada instansi terkait di Kabupaten Natuna.
Sementara Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna, Abdul Rahman, menjawab dengan tekad untuk berusaha semaksimal mungkin dalam upaya pencarian. Ia juga mengingatkan nelayan lainnya untuk selalu memperhatikan cuaca, menggunakan alat keselamatan, dan hindari berlayar sendirian di laut.
“Kita berusaha semaksimal mungkin dan berharap korban segera ditemukan,” ucap Abdul Rahman. (Zaki)
Discussion about this post