DM – Puluhan mahasiswa di Kota Tanjungpinang meminta Gubernur Kepri untuk berani mengambil sikap, soal masalah di Pulau Rempang dan Galang Kota Batam.
Hal ini diutarakan mereka (mahasiswa) saat melakukan aksi demonstrasi di Kantor Gubernur Kepri, Senin (11/9/2023).
Aksi demo ini sempat memanas, bahkan puluhan mahasiswa tersebut merusak pagar besi berduri yang dipasang oleh pihak kepolisian.
“Gubernur harus bisa mengambil sikap, dan menyurati Rudi selaku Walikota Batam dan Ex Officio BP Batam, untuk membatalkan relokasi 16 kampung di Pulau Rempang dan Galang,” ujar Ade, salah satu kordinator aksi demo tersebut.
Mahasiswa di Kepri, kata Ade juga mengutuk tindakan kriminalisasi dan mendesak Kapolri serta Panglima TNI, untuk segera menarik mundur yang personel yang ada di Rempang.
Ade menyampaikan, ia dan puluhan rekan lainnya akan terus bergerak, jika masyarakat Rempang Galang masih tertindas.
“Tadi sempat memanas, bahkan ada rekan kita yang ditarik, terus berdarah dia. Bajunya robek,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu mengatakan kericuhan bermula saat pendemo, hendak memaksa masuk ke dalam halaman Kantor Gubernur Kepri.
“Maka terjadi aksi dorong. Saya sudah ingatkan, mahasiswa adalah orang yang terpelajar. Dan dapat berorasi dengan cerdas dan cermat, karena orang berpendidikan,” tegasnya.
Kemudian menurut, Kadis Kesbangpol Kepri, Raja Heri menyampaikan, saat Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekda Kepri tidak ada di kantor, sehingga tidak dapat menemui aksi unjuk rasa ini.
“Pada hari ini Gubernur melakukan dinas diluar dan Sekda undangan Komnas HAM di Jakarta. Wagub menghadiri rapat paripurna DPRD Kepri,” tuturnya.
Ia menambahkan, untuk tuntutan mahasiswa akan ditindaklanjuti berdasarkan kewenangan Pemprov Kepri. “Aspirasinya kita tampung dan sedang berproses,” pungkasnya.
Penulis: Mael
Editor: Alam
Discussion about this post