DM – Jurnal ilmiah terbitan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang terindeks Scopus kembali bertambah.
Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, yang diterbitkan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya resmi terindeks Scopus mulai 2 Oktober 2022.
“Saya bersyukur dan bangga atas capaian ini. Memang, UIN Surabaya merupakan PTKIN yang konsisten dengan mutu. Di bidang riset dan publikasi, UIN Surabaya telah menunjukkan kapasitas terbaiknya. Kemampuannya dalam menunjukkan akuntabilitas kualitas di bidang riset dan publikasi kini kian bertambah dengan terindeksnya jurnal Teosofi di Scopus. Selamat ya,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, di Jakarta, Selasa (4/10/2022).
Hal senada disampaikan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Akh. Muzakki. Dia mengaku dan mengapresiasi tim pengelola yang telah berjuang dengan keras untuk sampai di fase terakhir prestasi sebuah jurnal, yakni dapat terindeks Scopus.
“Saya berharap capaian Teosofi ini dapat memotivasi para pengelola jurnal di UIN Sunan Ampel Surabaya,” sebutnya.
“Dua jurnal UIN Surabaya,JIIS dan Teosofi, sudah terindeks Scopus. Ini semakin menunjukkan reputasi kita di dunia internasional,” lanjut sang Rektor.
Koordinator Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, menambahkan, capaian Teosofi, menambah panjang deratan prestasi di bidang riset dan publikasi ilmiah. “PTKI patut berbangga atas capaian yang luar biasa ini,” ungkapnya.
Menurut Suwendi, setidaknya ada empat kampus PTKIN yang kini masing-masing telah memiliki 2 (dua) jurnal yang terindeks di Scopus. Pertama, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dengan Studia Islamika dan Al-Ahkam. Kedua, UIN Ar-Raniry Aceh dengan Jurnal Samarah dan Jurnal Ilmiah Futura. Ketiga, UIN Salatiga dengan IJIMS (Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies) dan jurnal Ijtihad. Keempat, UIN Sunan Ampel, Surabaya, dengan JIIs (Journal of Indonesian Islam) dan Teosofi.
Secara keseluruhan, ada 17 jurnal PTKI yang telah menyabet status jurnal internasional bereputasi dan terakreditasi pada Sinta-1. Ke-17 jurnal tersebut adalah sebagai berikut. [1] UIN Sunan Ampel, Surabaya Jawa Timur; [2] Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies (IJIMS), UIN Salatiga Jawa Tengah; [3] Qudus International Journal of Islamic Studies (QIJIS), IAIN Kudus, Jawa Tengah; [4] Al Jami’ah, UIN Sunan Kalijaga Daerah Istimewa Yogyakarta; [5] Studia Islamika, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; [6] Journal of Islamic Architecture, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur; [7] Jurnal Al-Ahkam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; [8] Jurnal Samarah UIN Ar-Raniri Banda Aceh; [9] Islam Guidance and Counseling Journal IAIM-NU (Institut Agama Islam Ma’arif Nahdlatul Ulama) Metro Lampung; [10] Al-Ihkam, IAIN Madura, Jawa Timur; [11] Jurnal Psikohumaniora, UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah; [12] Jurnal Ilmiah Syariah (JURIS), UIN Mahmud Yunus, Batusangkar, Sumatera Barat; [13] Ulumuna: Journal of Islamic Studies, UIN Mataram, Nusa Tenggara Barat; [14] Jurnal Pendidikan Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung; [15] Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah Islam Futura (JIIF, UIN Ar-Raniry Banda Aceh; [16] Ijtihad: Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, UIN Salatiga, Jawa Tengah; dan [17] Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Ampel, Surabaya.
Khoirun Niam selaku Ketua LPPM UIN Sunan Ampel Surabaya juga menyampaikan selamat atas keberhasilan jurnal Teosofi bisa menembus pengindeks Scopus. “Terindeksnya Teosofi di Scopus, meningkatkan marwah UIN Sunan Ampel di barisan PTKI yang memiliki jumlah jurnal lebih dari satu yang terindeks Scopus,” kata Khoirun Ni’am.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Surabaya, Abdul Kadir Riyadi, menilai Jurnal Teosofi memang sudah layak terindeks internasional. Sebab, sudah banyak penulis-penulis dari luar Indonesia yang mempercayai Teosofi untuk menerbitkan karya akademik mereka.
“Selaku Dekan, saya sangat bangga dengan capaian Teosofi yang sudah terindeks Scopus. Saya sendiri punya misi agar tiga jurnal lain di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang sebelumnya sudah terindeks Sinta 2, di tahun-tahun mendatang bisa terindeks Scopus juga,” harapnya.
Editor in Chief jurnal Teosofi, Mukhammad Zamzami, menyatakan prestasi Teosofi ini bukan tanpa rintangan. Pada tahun 2019, Jurnal Teosofi sebenarnya sudah mencoba untuk submisi ke Scopus. Namun, keberuntungan belum memihak di tahun itu, sehingga submisi tertolak oleh tim Scopus dan Teosofi baru diperbolehkan submisi lagi setahun setelahnya. Pada 29 Juli 2022, Teosofi kembali submisi ke tim Scopus. Setelah penantian dua bulan, Teosofi akhirnya lolos penilaian tim penilai Scopus dan dinyatakan accepted.
“Saya berterima kasih kepada Tim Teosofi, Muktafi, Nur Hidayat Wakhid Udin, dan Fikri Mahzumi, Nur Hasib, dan Muhammad Misbah. Saya sampaikan terima kasih juga kepada Bapak Rektor, Dekan dan semua pihak yang mendukung kami,” tandasnya.
Sumber : kemenag.go.id
Editor : Redaksi
Discussion about this post