DM – Universitas Indonesia (UI) melalui Hibah Kedaireka Matching Fund Universitas Indonesia -Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dikelola oleh Disaster Risk Reduction Center (DRRC) UI, meluncurkan Program Mewujudkan Desa Wisata (DeWi) Berkelas Dunia (World Class DeWi) melalui implementasi Cleanliness, Health, Safety & Environment (CHSE) dan Mitigasi Bencana.
“Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk melakukan identifikasi Risiko HSE & Bencana, membuat modul & online learning aspek CHSE & Bencana untuk Desa Wisata, memberikan donasi peralatan HSE & Bencana,” kata Kepala DRRC UI Prof. Fatma Lestari, dalam keterangannya, Jumat (23/9) dilansir dari antaranews.com.
Nantinya, ada program membuat Sistem Informasi Desa Wisata dan analisis Dampak Bencana. Kegiatan ini juga melibatkan Dosen, mahasiswa, dan alumni K3 FKM UI, Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) UI. Diharapkan dari kegiatan ini, terjadi peningkatan kompetensi SDM di Desa Wisata terkait CHSE & Mitigasi Bencana.
Program mewujudkan Desa Wisata Berkelas Dunia melalui implementasi Cleanliness, Health, Safety & Environment (CHSE) dan Mitigasi Bencana untuk penerima Anugrah Desa Wisata.
Peluncuran hibah Matching Fund Kedaireka UI-Kemenparekraf dengan judul Mewujudkan Desa Wisata (DeWi) ber kelas dunia melalui Implementasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment) serta Mitigasi Bencana telah dilaksanakan di Desa Wisata Situs Gunung Padang, Kamis, (22/9).
Fatma Lestari mengatakan ketika pandemi COVID-19 melanda dunia, sektor pariwisata mengalami kondisi yang dituntut untuk menerapkan program CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment) serta penerapan protokol kesehatan.
Data jaringan desa wisata (Jadesta) 2021 menunjukkan bahwa implementasi CHSE dan mitigasi bencana masih rendah dikarenakan kurangnya pemahaman akan risiko CHSE dan bencana serta minimnya kompetensi dan kapasitas sumber daya manusia di Desa Wisata.
Dengan jumlah desa wisata di Indonesia yang mencapai lebih dari 7000 desa diketahui edukasi CHSE dan mitigasi bencana secara masif yang dibutuhkan belum didukung dengan ketersediaan pemetaan risiko desa wisata di lokasi rawan bencana.
Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemetaan risiko desa wisata di lokasi rawan bencana menjadi sangat penting guna peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan perlindungan wisatawan.
Oleh karena itu, program ini ditujukan untuk melakukan identifikasi risiko CHSE dan bencana serta meningkatkan kualitas SDM di Desa Wisata melalui penerapan karya rekacipta Dosen, Mahasiswa, Alumni FKM UI, Departemen K3 FKM UI, dan Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) Universitas Indonesia dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Program ini sendiri akan dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain Identifikasi risiko CHSE dan bencana, Pelatihan daring CHSE dan mitigasi kebencanaan, Verifikasi lapangan pelatihan CHSE & kebencanaan, Sistem Informasi Desa Wisata (SIDEWITA) HSE & kebencanaan, Analisis Dampak bencana, Manajemen Krisis Tata Kelola Destinasi, serta Pengelolaan Program.
Pengembangan materi edukasi daring CHSE dan mitigasi bencana yang akan digunakan berupa modul dan video yang dapat diakses melalui platform EDURISK yang telah dikembangkan oleh Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia sebagai solusi meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di desa wisata secara masif.
Sumber : antaranews.com
Editor : Redaksi
Discussion about this post