DM – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang, makin memperlihatkan kebobrokannya dibawah Kepemimpinan Direktur, Yunisaf dengan beragam masalah yang muncul ke tengah publik.
Salah satu yang terbaru adalah, seorang warga Tanjungpinang yang pernah menjadi pasien di RSUD tersebut dibuat statusnya meninggal, setelah keluar dari rumah sakit.
Hal ini terungkap, setelah warga berinisial Ksm itu mengadukan kartu jaminan kesehatannya, berupa kartu BPJS Kesehatan yang sudah tidak aktif lagi, padahal dirinya rutin membayar iuran.
Singkat cerita, Ksm beberapa waktu lalu hendak berobat, dengan menggunakan kartu BPJS Kesehatan. Ksm kaget, setelah pihak tempat dirinya berobat menyampaikan, bahwa kartu BPJS nya telah non aktif.
Akhirnya, Ksm mempertanyakan hal ini ke RSUD, namun dirinya disarankan mendatangi Kantor BPJS Kesehatan, untuk mempertanyakan status kartunya.
“Iya setelah ke BPJS, ternyata di sana status saudara kami itu sudah tercatat meninggal dunia. Makanya dihapus datanya,” ungkap Sutinah yang mengaku sebagai kerabat Ksm, kepada detak.media, Rabu (7/9/2022).
Hal ini pun makin dibenarkan, dengan data yang diperoleh Detak.media, mengenai surat dari RSUD Kota Tanjungpinang, yang ditujukan ke pihak BPJS Kesehatan.
Surat yang diterbitkan awal September 2022 dan ditandatangani Yunisaf sebagai Direktur RSUD Kota Tanjungpinang itu, meminta agar BPJS Kesehatan mengaktifkan kembali data peserta atas nama KSM, dengan nomor kartu 0001247024777.
Dalam surat tersebut Yunisaf mengakui, bahwa Ksm adalah pasien yang pernah dirawat di RSUD pada Juli 2022 silam. Namun, ketika pulang, oleh petugas rawat inap, Ksm dinyatakan sebagai pasien pulang meninggal.
Padahal seharusnya, pasien tersebut diinput ke dalam aplikasi sebagai pasien pulang sehat. Akibat dari hal itulah, sehingga BPJS Kesehatan menghapus data Ksm sebagai peserta jaminan kesehatan.
Sementara itu, informasi yang berkembang, bahwa kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Ketika dikonfirmasi, Kabid Humas BPJS Kesehatan Tanjungpinang, Robi membenarkan terkait salah input data tersebut.
“Sudah sering kali terjadi seperti ini, menginput data orang sehat dibuat meninggal,” ujar Roby saat dikonfirmasi.
Selain masalah itu, juga terdapat dugaan pungli terkait pemulangan jenazah di rumah sakit milik Pemko Tanjungpinang itu.
Hari ini, Rabu (7/9/2022) Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Polresta Tanjungpinang mendatangi Rumah Sakit yang dipimpin Yunisaf itu.
Informasi yang didapat, tim saber pungli menjumpai beberapa Kabid dan Kasi di RSUD Tanjungpinang, namun tidak menjumpai Direktur RSUD, Yunisaf yang sedang melakukan rapat.
Saat dikonfirmasi ke Kabid Pelayanan RSUD Tanjungpinang, Emi, dirinya membenarkan kalau tim saber pungli mendatangi RSUD Tanjungpinang.
“Iya benar tadi ada tim saber pungli, terkait apa nanti langsung ke pak Direktur (Yunisaf) saja ya,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Selain itu, Inspektorat Pemko Tanjungpinang, Nazri yang juga sebagai wakil ketua Tim Saber Pungli Tanjungpinang, juga membenarkan terkait kedatangannya ke RSUD Tanjungpinang terkait dugaan pungli di RSUD.
“Kami (tim saber pungli) datang kerumah sakit untuk mengklarifikasi terkait adanya dugaan pungli, dan juga atensi dari Polda Kepri,” ujarnya.
Melaihat kejadian kejadian tersebut, salah seorang masyarakat Tanjungpinang, Aidi mengatakan, bobroknya Manajemen RSUD Kota Tanjungpinang ditangan Direktur, Yunisaf.
“Bagusnya diganti saja Direktur Rumah Sakit itu, tidak pandai melakukan pembinaan terhadap bawahannya, itu sangat fatal sekali kejadian seperti itu,” ucapnya.
Hingga berita ini diwartakan, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang, Yunisaf belum merespon konfirmasi yang dilakukan oleh Detak.media terhadap dirinya.
Penulis : Alam
Editor : Redaksi
Discussion about this post