DM – Para pedagang daging segar di Pasar Baru I Tanjungpinang mulai alami kesulitan, dalam memenuhi kebutuhan daging sapi untuk masyarakat Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri.
Hal tersebut, lantaran adanya pengaruh Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang membuat masuknya hewan ternak dari daerah Sumatra daratan ke Kepri terkendala.
Wirman (46) salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Baru I, mengaku bahwa biasanya sapi yang dia jual tersebut berasal dari Jambi. Gara-gara ada penyekatan laulintas pengiriman sapi di Kuala Tungkal, Wirman terpaksa membeli sapi lokal yang ada di Provinsi Kepri.
Wirman menerangkan, saat ini pihaknya belum mendapat informasi yang jelas kapan sapi dari Jambi bisa masuk kembali ke Tanjungpinang.
“Mau tidak mau beli sapi lokal di Tanjunhpinang yang disiapkan untuk qurban. Harganya juga tinggi, harga yang seharusnya sekitar Rp 6 sampai 7 juta dijual Rp 15 juta,” ujar Wirman, Kamis (2/6/2022).
Menurut dia, sapi lokal yang dibeli dari peternak di Tanjungpinang tidak sesuai dengan harga biasanya. Bahkan, kata Wirman setiap penjualan lebih sering alami kerugian daripada untung.
“Harga 15 juta yang kita beli itu, beratnya hanya 60 kilogram. Jadi sekarang lebih sering rugi, kadang satu sapi bisa rugi Rp 4 juta, karena sapinya kecil,” unhkapnya.
Saat ini, kata dia stok sapi miliknya hanya tersia 7 ekor saja, dan direncanakan untuk memenuhi kebutuhan lebaran idul adha 2022 mendatang.
“7 ekor ini sisa sebelum pintu pengiriman ditutup. Tapi dari pertemuan ketua pedagang daging sapi dengan pemerintah kemarin katanya mau didatangkan dari Bali tapi kapal dari bali ke sini tidak ada, harus pakai kapal carter,” tukasnya.
Penulis : Mael
Editor : Redaksi
Discussion about this post