DM – Sehubungan dengan dibukanya program travel buble di Kepri, maka segala bentuk kesiapan terutama di bandara dan pelabuhan yang menjadi akses utama keluar dan masuknya turis mancanegara harus segera dilakukan.
Dalam hal ini, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad meminta kepada Walikota Batam, Rudi yang juga merupakan Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) untuk tidak lagi menunda pembukaan penerbangan Internasional di Bandara Hang Nadim.
“Walikota jangan membuat pernyataan menunda nunda lagi, karena ini kebijakan Pemerintahkan pusat. Dan daerah kita sudah dianggap layak untuk membuka lagi pintu Internasional,” ujar Ansar Ahmad, Selasa (19/10/2021).
Selain Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Dirinya juga menerangkan bahwa Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang kemungkinan akan ada penerbangan Internasional.
Ansar mengatakan, General Manager (GM) Angkasa Pura ll Tanjungpinang sedang melakukan koordinasi dengan Bandara Soekarno Hatta, dan Bandara di Bali, agar mengetahui pola dan prosedur yang dilakukan.
“Untuk Bandara RHF Tanjungpinang pada dasarnya sudah siap melayani, namun untuk sementara fokus di Hang Nadim Batam. Kita akan evaluasi, jika ternyata wisman yang datang lewat Hang Nadim membludak barulah RHF kita fungsikan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Pemprov Kepri, Junaidi pada Minggu (17/10/2021) kemarin, menyayangkan di Bandara Hang Nadim sampai saat ini belum menyediakan alat Tes Cepat Melekurel (TCM). Padahal hal tersebut menjdi syarat penting untuk program dibukanya travel buble.
“Bandara Hang Nadim ini kan dibawah pengelolaan BP Batam. Sharusnya segala fasilitas dan sarana prasarananya agar segera dipersiapkan. Pemprov Kepri dalam hal ini tetap melakukan pengawasan melalui Satgas Covid-19,” kata Junaidi.
Untuk mensukseskan program travel buble yang diyakini akan mampu menjadi sumbu hidupnya kembali pariwisata di Kepri, maka kata Junaidi, diperlukan kerjasama semua pihak. Baik pemerintah kabupaten/kota dan perangkat daerah terkait.
“Masing-masing bekerja sesuai dengan kapasitasnya berdasarkan tupoksi masing-masing. Untuk bandara apa yang harus disiapkan agar segera dilakukan, begitu juga di pelabuhan hingga ke area wisata yang menjadi tujuan. Jadi tidak ada siapa menunggu apa yang harus dibuat. Begitu pesan Gubernur,” kata Junaidi.
Sebagaimana diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bahwa ada 19 negara yang nantinya diizinkan masuk ke Indonesia.
Negara-negara tersebut meliputi Saudi Arabia, United Arab Emirates (UAE), Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Perancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.
Pelaku perjalanan dari 19 negara tersebut diatas dapat masuk ke Bali dan Kepri dengan syarat yang sudah disepakati, seperti melampirkan bukti sudah melakukan vaksinasi lengkap dengan waktu minimal 14 hari sebelum keberangkatan yang dibuat dalam Bahasa Inggris, serta memiliki hasil TCM sebagai pengganti PCR. Setelah sampai ke Bali dan Kepri, Wisaman tersebut juga akan melakukan proses karantina.
“Pada intinya kita semua telah sepakat travel buble ini segera dibuka. Dan sekali lagi Gubernur minta kerjasama kita semua, terutama pengelola pelabuhan dan bandara yang jadi akses utama keluar dan masuk wisman,” tegas Junaidi.
Melanjutkan arahan Gubernur, Junaidi juga menegaskan jika dibukanya kunjungan wisman untuk Kepri, karena Kepri dinilai sudah layak untuk ini. Diidukung dengan data dan fakta di lapangan, seperti capaian vaksinasi yang sudah mencapai 87 persen, menurunnya BOR, kasus terkonfirmasi positif harian dan sebagainya.
“Kalau belum layak tentu Pemerintah pusat tidak mengizinkan 19 negara ini masuk ke Kepri. Capaian vaksinasi 87 persen itu sudah cukup tinggi, sisanya yang belum vaksin karena memang ada yang tidak bisa di vaksin karena sakit dan sebagainya,” pungkasnya.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi
Discussion about this post