DM – Pedagang Melayu Square Tanjungpinang, keluhkan kebijakan pihak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Tanjungpinang Makmur Bersama (TMB).
Pasalnya, sejak pihak PT TMB memberikan bantuan kepada pedagang Melayu Square berupa stand (CSR Bank Indonesia), perusahaan milik Pemerintah Daerah setempat itu, tidak lagi menanggung biaya listrik para pedagang.
Salah seorang pedagang di Melayu Square, Dedi (40) mengatakan dirinya dan pedagang lain yang berjualan di stand Melayu Square itu, terpaksa merogoh kocek sendiri, guna membayar token listrik.
“Berat bang, token listrik kita bayar sendiri, biasanyakan dari BUMD yang tanggung, ini sejak ada stand ini, kita bayar sendiri,” ujar Dedi, saat ditemui di Melayu Square, pada Selasa (23/3/2021) siang.
Dirinya mengatakan, ada 21 stand yang disewakan BUMD Tanjungpinang, dengan nilai Rp 82 ribu per minggu. Selain harus membayar stand, kata dia dirinya dan pedagang lain juga harus terpaksa mengumpulkan uang 100 ribu per 7 pedagang, untuk membayar token listrik.
“Kalau kita satu stand itu Rp 82 ribu, tapi kita bayar listrik sendiri juga, jadi 7 stand Rp 100 ribu dalam seminggu. Dulu waktu masih pakai gerobak, itu ditanggung BUMD,” ungkapnya.
Dedi juga menyebut, lantaran 7 stand satu token listrik, sempat membuat terjadinya konfilik diantara pedagang. Hal tersebut, sambung dia membuat peedagang komplen, karena keberatan jika 7 stand satu token listrik.
Menurut Dedi, BUMD tidak lagi menanggung biaya token listrik para pedagang Melayu Square, lantaran meteran listrik ditempat tersebut sempat disegel.
“Kalau 1 stand 1 meteran ya tidak masalah, ini masalahnya, kan gak semua yang pakai. Tapi ikut bayar. Tidak ditanggung lagi biaya listrik itu sejak meteran disini disegel PLN,” tukasnya.
Penulis : Mael
Editor : Alam
Discussion about this post