DM – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang menggelar rapat korodinasi bersama seluruh anggota TPID secara virtual yang dipimpin langsung oleh Plt. Walikota Tanjungpinang, Hj. Rahma, S.IP yang berlangsung di Ruang Rapat Raja Haji Fisabilillah, Kantor Walikota Tanjungpinang, Senin (24/8).
Menurut data yang dipaparkan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri dan BPS Kota Tanjungpinang, Menjelaskan bahwa di Bulan Juli Tahun 2020 Kota Tanjungpinang diperkirakan akan tetap terkendali dan cenderung rendah di kisaran 0,34%. Terdapat beberapa kelompok yang tergolong stabil dalam mempengaruhi inflasi di Kota Tanjungpinang antara lain perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga, informasi komunikasi, jasa keuagan, pendidikan dan penyediaan makanan dan minuman/restoran.
Sementara itu, Data yang disampaikan oleh BPS Kota Tanjungpinang pada bulan Juli 2020 komoditas dominan pemicu inflasi di Kota Tanjungpinang terdiri dari angkutan udara sebesar 17,12% dengan andil inflasi 0,19%, emas perhiasan sebesar 7,83% dengan andil inflasi 0,08%, telur ayam ras sebesar 7,12% dengan andil inflasi 0,07%, cabai hijau sebesar 81,07% dengan andil inflasi 0,04% dan ikan tongkol sebesar 6,40% dengan andil inflasi 0,04%.
“Ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga, diantaranya ikan caru, emas perhiasan, cabai merah, ikan kembung, cabai rawit, ikan layang/ikan benggol, daun bawang, wortel, brokoli, sabun mandi cair, sabun wajah, sawi putih/pecay/pitsai, cabai hijau, sikat gigi, ikan asin belah, ikan selar/ikan tude, susu bubuk balita, hand body lotion, mie kering instan, ikan mata besar dan lainnya,” ujar Kepala BPS Kota Tanjungpinang yang disampaikan oleh Kabag Ekonomi Setdako Tanjungpinang, Nopirman Syahputra.
Sementara itu, perwakilan dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kepri, M. Arif Kurniawan mengimbau agar Pemko Tanjungpinang tetap mensosialisasikan penggunaan QRIS sebagai salah satu cara untuk pembayaran secara digital kepada OPD, masyarakat dan pelaku usaha di Kota Tanjungpinang. “Alhamdulillah, Kota Tanjungpinang memperoleh peringkat kedua nasional untuk penggunaan QRIS, semoga dapat lebih baik lagi dalam pelaksanaannya,” ungkap Arif.
Lanjut Arif, inflasi Tahun 2021 berpotensi mendekati batas atas sasaran inflasi, hal ini sebagai dampak pemulihan dari pandemi Covid-19 di tahun 2020 akan mendorong prospek ekonomi yang lebih baik sehingga mendorong pertumbuhan dan tingkat pendapatan masyarakat, perbaikan pendapatan atau daya beli akan meningkatkan permintaan atau konsumsi. Kondisi tersebut berpotensi disertai kenaikan ekspektasi inflasi masyarakat. Peningkatan resiko inflasi tersebut harus diantisipasi dengan ketersediaan pasokan yanh memadai antara lain melalui kerja sama antar daerah.
Perwakilan Bulog mengatakan ketersediaan stok beras yang tersedia saat ini di gudang Bulog Tanjungpinang tergolong aman dan cukup dengan jumlah 1.700 ton 300 diprediksi cukup untuk 5-6 bulan kedepan dan harga beras stabil dan terjangkau oleh masyarakat sesuai harga yang disediakan oleh Bulog. Sedangkan komoditi lainnya seperti minyak goreng dan gula pasir juga masih tergolong aman. Dengan data yang ada saat ini ketersediaan komoditi di gudang Bulog Tanjungpinang tergolong aman dan mencukupi.
Rahma selaku pimpinan rapat berharap inflasi di Kota Tanjungpinang selalu stabil meskipun dalam kondisi Covid-19. Selain itu, Rahma juga mengatakan terkait kondisi para petani di Kota Tanjungpinang masih belum memadai dari segi sarana dan prasarana. “Kami harapkan ada dana CSR untuk membantu para petani kami agar lebih produktif dalam segala hal, terutama dari segi sarana prasarana, pupuk dan lain sebagainya, kami berharap dapat segera direalisasikan agar membantu para petani kami,” ungkap Rahma.
Rahma jug menyebutkan bahwa untuk perkembangan harga bahan komoditas bahan pokok di Kota Tanjungpinang saat ini masih tergolong stabil seperti yang telah disampaikan dalam rapat TPID sebelumnya, tetapi untuk beberapa komoditas dan bahan pokok lainnya perlu diperhatikan dan dilakukan pemantauan secara khusus.
“Saya sangat mengapresiasi atas kerja keras TPID Kota Tanjungpinang yang sudah bekerja dengan baik dan maksimal dalam mengendalikan inflasi selama ini, semoga dapat terus dijaga dan dikawal dengan baik hal yang sudah kita laksanakan ini,” tutup Rahma.
Tingkat inflasi Juli 2020 dan year on year di Kota Tanjungpinang, Kota Batam dan Nasional yakni di bulan Juli sebesar 0,34% untuk Kota Tanjungpinang, Kota Batam -0,17% dan Nasional sebesar -0,10%. Tingkat inflasi berdasarkan tahun kalender, Kota Tanjungpinang sebesar -0,03%, Kota Batam -0,28% dan Nasional 0,98%. Sedangkan berdasarkan year on year, Kota Tanjungpinang sebesar -0,38%, Kota Batam -0,32% dan Nasional 1,54%.
Dalam rapat tersebut turut mendampingi Plt. Walikota Tanjungpinang, yakni Kepala Dinas DP3 Kota Tanjungpinang, Drs. H. Ahadi, Kabag Ekonomi, Nopirman Syahputra, SE.Ak,CA serta diikuti perwakilan Bulog, Polres Tanjungpinang selaku Tim Satgas Pangan, Dishub, Dinsos, BUMD, BPS, Karantina Pertanian dan Perikanan, BMKG, dan OPD se-Kota Tanjungpinang yang mengikuti secara virtual.
Discussion about this post